Dalam catatan sejarah, sebelum mempersatukan Nusantara, Mahapatih Gajah Mada terlebih dahulu melakukan ikrar atau sumpah yang kemudian dikenal dengan Sumpah Amukti Palapa.
Naskah sumpah termaktub dalam Kakawin Negarakertagama karya Mpu Prapanca. Di dalamnya disebutkan betapa kuatnya ikrar tersebut.
Adapaun bunyi sumpah prapanca, sebagai berikut :
“Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap“.
Baca Juga:Ketika Tanah dan Air Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Kutai Dipersatukan di Ibu Kota Negara NusantaraLabel Halal Indonesia oleh BPJPH Kemenag Berbentuk Gunungan dan Motif Surjan, Begini Maknanya
Artinya : Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa.”.
Mantan Menteri Sosial RI itu berpendapat, didalam Sumpah Amukti palapa terlihat jelas betapa kuatnya tekad Maha Patih Gajahmada untuk mempersatukan Nusantara.
“Di dalam sumpah palapa itu menujukkan betapa kuatanya tekad dari Mahapatih Gajah Mada. Ini sangat luar biasa,” ungkapnya.
Selain itu, di dalam Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular juga menyebut soal Bhineka Tunggal Ika. “Kebhinekaan itu menjadi bagian dari satu kesatuan dan kebenaran tidak boleh mendua,” Sambung Khofifah.
Pengambilan sumber mata air dan tanah ini menjadi bagian dari kontribusi Majapahit terhadap IKN baru. “Mudah-mudahan ini menjadi kontribusi Jawa Timur karena nama Nusantara yang sudah ditentukan Presiden menjadi nama ibu kota baru nanti, nama itulah yang ada di dalam sumpah palapa Mahapatih Gajahmada,” pungkasnya. (*)