SEBUAH mobil truk bermuatan minyak goreng mengalami kecelakaan lalu lintas, pada Sabtu, 12 Maret, pukul 12.00 WIB. Kecelakaan itu terjadi di kawasan Jalan Raya Mauk KM 10, Kelurahan Sepatan, Kabupaten Tangerang.
Kontan, kondisi truk yang tergulung, menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun @Infotangerang.id. Kejadian itu dibenarkan oleh Kasat Lantas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Joko Sembodo.
“Lengkapnya nanti ya, soalnya yang menangani Polsek,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kecelakaan tersebut berawal dari sebuah truk mengangkut minyak goreng yang akan didistribusikan. Namun, kendaraan itu oleng saat melaju di Jalan Raya Mauk. Beruntung tidak ada kendaraan lain yang terimbas, sehingga ini menjadi kecelakaan tunggal.
Baca Juga:Influencer TikTok Dibayar Rusia untuk Sebarkan Propaganda Terkait Invasi ke UkrainaOrang Tua di Negeri Jiran Khawatir 10 Tahun Lagi Anak-anak Lebih Suka Bicara Bahasa Indonesia
“Jadi kronologisnya itu truk bawa minyak goreng mau didistribusikan. Terus terjadi human error jadinya kecelakaannya tunggal,” kata Joko, 12 Maret. Diduga truk tersebut mengangkut muatan yang berlebihan, sehingga sulit untuk dikendalikan oleh pengemudi.
Meski truk itu tergulung di jalanan yang lumayan padat, namun Kompol Joko memastikan tidak ada korban jiwa. Kondisi barang yang diangkut, yakni ratusan minyak goreng kemasan juga dilaporkan aman. Pengemasan minyak goreng itu cukup baik dan kuat sehingga tidak mengalami kerusakan meski terjatuh dari truk pengangkut.
“Tidak ada korban jiwa, minyak goreng aman, karena sudah dalam kemasan. Cuma truknya saja terguling. Muatan kemasan minyak goreng tetap aman dan sudah dipindahkan,” jelas Joko.
Joko menuturkan dari kejadian ini tidak sampai menimbulkan kemacetan dan kerumunan warga. Diakuinya, warga justru turut membantu di lokasi kejadian agar tidak menimbulkan kemacetan panjang.
“Engga ada (kemacetan). Juga tak ada kerumunan atau warga yang menjarah muatan. Justru membantu. Namun kami tetap antisipasi,” tandasnya.
Minyak goreng sendiri adalah barang langka yang harganya juga tidak menentu karena sering kali mahal. Bahkan masyarakat sering kali harus mengantre dan berebutan untuk membeli minyak goreng.
Kejadian ini diharapkan tidak menjadi alasan tidak menjadi alasan sulitnya distribusi minyak goreng yang terus dilakukan oleh pemerintah. (*)