PULUHAN mahasiswa Papua diamankan di Polda Metro Jaya buntut kericuhan saat aksi demonstrasi di sekitaran kantor Kementerian Menteri Dalam Negeri. Penyebab kericuhan disebut lantaran adanya tindakan represif dari oknum petugas.
“Ada kawan yang dipukuli di wajah sampai darah. ada yang bajunya sampai robek. Lima orang terluka,” ujar salah satu mahasiswa Nico kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jumat, 11 Maret.
Namun, dia tak merinci penyebab oknum petugas bertindak represif. Menurutnya satu dari beberapa rekannya itu pingsan akibat tindakan oknum petugas tersebut.
“Ada perempuan dipukul sampai pingsan,” katanya.
Baca Juga:Selusur Yayasan Hilal Ahmar Society, Arsipnya Tercatat di Dewan Keamanan PBBArahan Pertamina, Jadi Tersangka Korupsi Garuda Indonesia, Bos Pelita Air Dinonaktifkan
Bahkan, Nico menyebut sebenarnya demonstrasi yang dilakukannya merupakan aksi damai. Dengan tujuan menolak rencana pemekaran enam provinsi di Papua. Aksi kami aksi damai menolak pemekaran Papua,” kata Nico.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan membantah pernyataan Nico yang menyebut adanya aksi represif dari petugas. Sebab, berdasarkan pemantauan tak ada satupun anggota Polri yang melakukan kekerasan.
“Polisi tidak ada melakukan pemukulan terhadap para pendemo,” kata Zulpan.
Sebagai informasi, mahasiswa Papua menggelar demonstasi di sekitaran kantor Kemendagri. Aksi ini buntut rencana Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang bakal melakukan pemekaran di Provinsi Papua menjadi enam wilayah administrasi.
Enam provinsi yang diusulkan antara lain Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Pegunungan Tengah, Papua Selatan, dan Papua Tabi Saireri. (*)