KELOMPOK ISIL (ISIS) telah mengkonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pemimpinnya tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) di Suriah bulan lalu. Dalam pernyataannya, ISIS pun mengaku telah menunjuk pengganti untuk pemimpinnya yang tewas tersebut.
Menurut Al Jazeera, pernyataan tersebut adalah komentar resmi pertama dari ISIS, yang akhirnya mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi. Sebelumnya, para pejabat AS telah mengungkap bahwa Al-Qurayshi meninggal usai meledakkan dirinya bersama dengan anggota keluarganya. Dilaporkan insiden terjadi ketika pasukan Amerika menyerbu tempat persembunyiannya di kota Atmeh, Suriah barat laut, dekat perbatasan dengan Turki, pada 3 Februari.
“Abu Ibrahim al-Qurayshi dan juru bicara resmi kelompok Negara Islam … Abu Hamza al-Qurayshi … terbunuh dalam beberapa hari terakhir,” ungkap juru bicara baru kelompok itu, yang diidentifikasi sebagai Abu Omar al-Muhajer, mengumumkan pada hari Kamis (10/3).
Baca Juga:Kabar di Balik Absennya Cristiano Ronaldo saat MU Kalah dari CityAyu Aulia Penuhi Panggilan Pertama di Polres Jaksel, Soal Kasus Pencemaran Nama Baik Rekannya, Ade Ratna Sari
Al-Muhajer melanjutkan bahwa kelompoknya telah menunjuk seorang penerus untuk menggantikan mantan pemimpin yang mati. Pemimpin baru ISIL itu kemudian diidentifikasi sebagai Abu al-Hassan al-Hashimi al-Qurayshi. Al-Muhajer menambahkan kepala ISIL yang terakhir, yang telah memilihnya sebagai kalif berikutnya.
Tidak ada informasi tentang pemimpin baru ISIL tersebut, dan belum diketahui apakah dia orang Irak seperti dua pendahulunya, yang sama-sama tewas di bagian Suriah yang dikuasai pemberontak.
Serangan AS bulan lalu adalah yang kedua kalinya dalam tiga tahun di mana Washington membunuh pemimpin tertinggi ISIS.
Kedua Al-Qurayshi diyakini tidak terkait satu sama lainnya, atau berhubungan darah. Al-Qurayshi bukanlah nama asli mereka tetapi berasal dari Quraisy, nama suku tempat Nabi Muhammad berasal.
ISIL pun mengklaim para pemimpinnya itu berasal dari suku tersebut, dan ‘al-Qurayshi’ berfungsi sebagai bagian dari nama perang yang digunakan para pemimpin ISIS.
“Dia telah menerima kepemimpinannya,” kata al-Muhajer tentang pemimpin baru ISIS tersebut, tanpa memberi tahu nama aslinya.
Dalam serangan AS, sekitar 50 pasukan operasi khusus mendarat dengan helikopter dan menyerang sebuah rumah di sudut Suriah yang dikuasai pemberontak. Bentrokan antara pasukan AS dan orang-orang bersenjata setidaknya berlangsung hingga dua jam.