YOON Suk-yeol telah terpilih sebagai presiden Korea Selatan pada Rabu (9/3). Kemenangannya pun mengantarkan era pemerintahan partai konservatif yang akan mengubah kebijakan negara secara drastis dalam menghadapi ambisi nuklir Korea Utara dan kebangkitan China.
Yoon merupakan seorang politisi pemula yang menjulang berkat kiprahnya di kantor kejaksaan daerah dan nasional, terutama karena menjebloskan mantan presiden Park Geun-hye ke penjara. Mantan jaksa agung ini pun menang dengan selisih kurang dari 1 persen suara pada pemilihan presiden (Pilpres) paling ketat persaingannya dalam sejarah demokrasi Korea Selatan.
Kemenangan Yoon pun menandai akhir perjalanan dramatis melawan Lee Jae-myung yang liberal dan kembalinya kekuasaan bagi partai konservatif setelah 5 tahun pemerintahan Demokrat. Lantas, seperti apa sosoknya?
Baca Juga:Pasangkan Dasi untuk Ariel NOAH di Depan Alleia Jadi Sorotan Warganet, 7 Potret Memesona Tyna Dwi JayantiMantan Jaksa Agung Yoon Suk-yeol Terpilih Jadi Presiden Baru Korea SelatanÂ
Dihimpun dari berbagai sumber, ini 5 fakta menarik Presiden Terpilih Korea Selatan Yoon Suk-yeol.
Donald Trump-nya Korea Selatan.
Yoon sebenarnya adalah sosok presiden di luar dugaan. Politisi konservatif ini bersinar di era kepresidenan Moon Jae-in.
Ia mempelopori kampanye antikorupsi presiden, menyelidiki hubungan antara Samsung, konglomerat terkuat Korea Selatan, dan 2 mantan presiden konservatif, Park Geun-hye dan pendahulunya, Lee Myung-bak. Ketiganya berhasil dijebloskannya ke penjara. Tak ayal, Yoon jadi bintang di kejaksaan.
Namun, ia mulai bentrok dengan Moon ketika kejaksaan yang dipimpinnya mulai menyelidiki tuduhan pelanggaran yang melibatkan sekutu politik presiden, seperti Cho Kuk, mantan menteri kehakiman. Oposisi konservatif yang semula menjelek-jelekkan dirinya sebagai antek politik pun berbalik menyebutnya pahlawan. Tahun lalu, Yoon mengundurkan diri sebagai jaksa agung dan menjadi kandidat presiden dari Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif.
Sementara itu, pemerintahan Moon dan Partai Demokratnya telah diguncang beragam skandal yang membongkar penyimpangan etika serta kegagalan kebijakan harga rumah yang melambung tinggi, meningkatnya ketimpangan pendapatan, dan kurangnya mobilitas sosial. Tak pelak, kepercayaan rakyat terhadap Demokrat anjlok. Yoon pun langsung meraih basis dukungan yang kuat, meski baru pertama kali maju dalam Pilpres Korea Selatan.
“Yoon seperti Trump. Ia adalah orang luar yang maju untuk menggoyahkan pendirian,” komentar Kim Hyung-joon, ilmuwan politik di Universitas Myongji, Seoul.