Terpisah, Gedung Putih mengutuk pemboman rumah sakit itu sebagai “penggunaan kekuatan militer yang biadab untuk mengejar warga sipil yang tidak bersalah”.
“Begitulah berita palsu lahir,” kata Dmitry Polyanskiy, wakil tetap pertama Rusia untuk PBB, di Twitter.
https://twitter.com/Dpol_un/status/1501688008621363205?s=20&t=K3Ek4vbjSsBU7pv7hGJTBA
Baca Juga:Jokowi dan Megawati Tinjau Area Persemaian Modern Rumpin di BogorResmi, Jokowi Lantik Bambang Susantono-Dhony Rahajoe sebagai Kepala-Wakil Kepala Otorita IKN 2022-2027
Polyanskiy mengatakan Rusia telah memperingatkan pada 7 Maret, bahwa rumah sakit tersebut telah diubah menjadi objek militer dari mana orang Ukraina menembak.
Rusia sebelumnya telah berjanji untuk menghentikan penembakan, sehingga setidaknya beberapa warga sipil yang terperangkap dapat melarikan diri dari Mariupol, tempat ratusan ribu orang berlindung tanpa air atau listrik selama lebih dari semingguz. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas kegagalan evakuasi.
Untuk diketahui, Menteri Luar Negeri Turki dan Menteri Luar Negeri Rusia direncanakan bertemu di Turki Kamis ini, dalam pembicaraan tingkat tinggi pertama antara kedua negara sejak Moskow melakukan invasi, dengan Ankara berharap mereka dapat menandai titik balik dalam konflik yang berkecamuk. (*)
https://www.youtube.com/watch?v=MpSc3Kutkf4