Banyak negara tidak memiliki jaringan jalan yang tersedia untuk mendukung pengiriman ribuan ton pasokan ke garis depan.
Antara Perang Dunia Pertama dan 1945, sebagian besar tentara utama di dunia memiliki setidaknya satu kereta lapis baja untuk mempertahankan rute pasokan rel vital.
Melintasi jarak yang sangat jauh di Rusia setelah invasi Hitler tahun 1941, transportasi kereta api Jerman rentan terhadap serangan partisan Rusia, sementara kereta api Rusia rentan dari udara. Selanjutnya, kereta lapis baja sering dilengkapi dengan artileri, senapan mesin, senjata anti tank bahkan menara tank.
Baca Juga:Bambang Susantono Kepala Otorita IKN, Ini ProfilnyaKSP: Pemerintah Tak Pernah Menyebut Nama-nama Penceramah Radikal
Untuk diketahui, banyak dari kereta lapis baja Uni Soviet ditangkap oleh Nazi pada tahun pertama Operasi Barbarossa, upaya Hitler untuk mengendalikan Soviet. Tetapi, Soviet memberikan lebih banyak layanan setelah Moskow pulih dari kemajuan awal Jerman. Kereta lapis baja akhirnya tidak digunakan lagi saat Rusia maju ke Jerman.
Pada saat itu, pasokan truk dan jip AS untuk pasukan Soviet meningkat secara substansial, mencapai 400.000 kendaraan yang dipasok melalui program Lend Lease pada akhir Perang Dunia Kedua. Para jenderal memiliki pilihan logistik yang jauh lebih banyak dan tidak lagi fokus pada pengendalian perkeretaapian.
Sejak itu, kereta lapis baja jarang digunakan, meskipun Rusia dilaporkan mengirim satu untuk melindungi rute pasokan kereta api selama perang 1999 di Chechnya. (*)