Perusahaan citra satelit Maxar mengatakan gambar dari hari sebelumnya menunjukkan kerusakan parah pada rumah, gedung apartemen, toko kelontong dan pusat perbelanjaan di Mariupol.
Untuk diketahui, Korban kemanusiaan, termasuk lebih dari 2 juta pengungsi dari Ukraina, dan kerusakan properti terus bertambah pada Rabu sejak invasi dimulai pada 24 Februari.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan rumah-rumah telah menjadi puing-puing di seluruh Ukraina. “Ratusan ribu orang tidak memiliki makanan, air, pemanas, listrik, dan perawatan medis.”
Baca Juga:Gempa Magnitudo 5,2 Guncang AcehJanji Mahasiswi Kedokteran Ukraina asal India untuk Anjing Siberian Husky Saat Mau Dievakuasi
Ribuan terus membanjiri negara tetangga. Setelah bersembunyi di ruang bawah tanah untuk berlindung dari pemboman Rusia, Irina Mihalenka meninggalkan rumahnya di timur laut pelabuhan Laut Hitam Odessa, katanya kepada Reuters di Isaccea, Rumania.
“Saat kami berjalan, jembatan diledakkan. Dan ketika kami menyeberangi reruntuhan, karena tidak ada jalan keluar lain, ada mayat orang Rusia (tentara) tergeletak di sana,” katanya.
Pejabat setempat mengatakan beberapa warga sipil telah meninggalkan beberapa kota Ukraina melalui koridor yang aman, termasuk dari Sumy di timur dan Enerhodar di selatan. Tetapi, pasukan Rusia mencegah bus mengevakuasi warga sipil dari Bucha, sebuah kota di luar ibu kota Kyiv.
Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan Ukraina atas kegagalan evakuasi. Adapun Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan ada indikasi militer Rusia menggunakan bom yang tidak dipandu dengan presisi.
“Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil,” ujar Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov yang dimintai komentarnya oleh Reuters seperti dikutip 10 Maret. Rusia menyebut serangannya sebagai “operasi khusus” untuk melucuti senjata tetangganya dan mengusir para pemimpin yang disebutnya neo-Nazi. (*)
https://www.youtube.com/watch?v=MpSc3Kutkf4