Komandan Rusia Letnan Kolonel Astakhov Dmitry Mikhailovich, bersama tentara lainnya ditangkap pasukan Ukraina. Mereka ditangkap karena ditipu soal informasi Kyiv telah dikuasai Nazi, dan warga Ukraina perlu dievakuasi. Astakhov masuk dalam tim unit respons khusus Garda Nasional Rusia.
Astakhov meminta maaf, karena warga Ukraina mendapat serangan dari pasukannya. Astakhov memohon pada militer Ukraina untuk membebaskan mereka. Dia beralasan ingin memberi tahu pasukan Rusia tentang kondisi di Ukraina.
Astakhov Dmitry Mikhailovich membuat pernyataan yang mencela invasi negeri Beruang Merah itu. Kamis pekan lalu, kantor berita Unian Ukraina mengadakan konferensi pers dengan tiga tahanan Rusia. Cuplikan dari acara tersebut dibagikan secara online secara luas hari ini, Senin, 7 Maret 2022.
Baca Juga:Ingatkan di Komite Intelijen DPR Amerika Serikat, CIA: Beijing Belajar dari Operasi Khusus Rusia di UkrainaBNPB Ungkap Pulau Morotai Berpotensi Gempa Intensitas Tinggi
Kata-kata salah satu tahanan Astakhov Dmitry Mikhailovich membuat publik tercengang. Dia adalah Letnan Kolonel di unit respons cepat khusus Garda Nasional Rusia.
Mikhailovich mengatakan pernyataannya tidak direncanakan sebelumnya. Dia juga mengatakan tidak di bawah tekanan atau intimidasi dari para penculiknya di Ukraina.
Dia menceritakan hari-hari pertama Rusia invasi Ukraina. Menurut Mikhailovich, perintah untuk pindah ke Ukraina datang tiba-tiba dan mengejutkan unitnya.about:blank
Dia dan rekan-rekannya diberitahu bahwa Ukraina didominasi oleh rezim fasis. Nasionalis dan Nazi telah merebut kekuasaan di Ukraina dan rakyat Ukraina membutuhkan bantuan untuk menyingkirkan mereka. “Yang jelas informasi ini adalah informasi sepihak,” katanya.
“Tentu saja, kami memiliki internet, terkadang kami mendapatkan sesuatu dari sumber lain. Kami memiliki beberapa keraguan. Kami tidak tahu pasti situasinya.”
Ia menyatakan merasa malu datang ke Ukraina. “Saya merasa malu datang ke negara ini. Saya tidak tahu mengapa kami melakukannya. Kami hanya tahu sedikit. Kami membawa kesedihan ke tanah ini. Kami akan masuk penjara atau apa pun yang pantas kami terima. Kami siap untuk apa pun.”
Dia juga merasa menyesal banyak orang di Rusia yang salah mendapatkan informasi. “Beberapa bahkan tidak memiliki internet. Mereka tidak memiliki alternatif (media pemerintah). Mereka terus-menerus dicuci otaknya,” katanya.