Karena itu, lanjut Andre, permasalahan kelangkaan minyak goreng menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah.
“Kalau besok masuk bulan Ramadan barang itu bisa benar-benar bukan gaib, saya bingung juga apa bahasanya. Ini yang harus jadi PR pemerintah,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Inspektur Jenderal Kemendag Didid Noordiatmoko menjelaskan bahwa saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya dapat teratasi paling lambat akhir Maret 2022.
Baca Juga:Kolaborasi dengan Perusahaan Mesin asal China, Anindya Bakrie Berhasil Jual 30 Bus Listrik untuk Pemprov DKIPenulis Novel Lupus Idola Generasi 90-an, Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia
Namun, kata Didid, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang yakni panic buying. Hal tersebut karena harga minyak goreng yang terjangkau sehingga membuat masyarakat membeli melebihi kebutuhan.
Padahal, kata Didid, hasil riset lah menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Sehingga dengan hasil tersebut maka banyak rumah tangga yang menyetok minyak goreng. (*)