JEPANG pada Hari Selasa mengirim rompi anti peluru dan helm dari Pasukan Bela Diri (SDF) ke Ukraina, pengiriman peralatan yang jarang terjadi ke suatu negara yang tengah mengalami serangan bersenjata.
Pengiriman pasokan SDF mencerminkan peningkatan komitmen Jepang untuk membantu Ukraina di tengah agresi Rusia, terjadi setelah pemerintah merevisi pedomannya tentang transfer peralatan pertahanan untuk memungkinkan pengiriman.
Sebuah pesawat pengisian bahan bakar dan transportasi udara KC-767 yang membawa pasokan meninggalkan Pangkalan Angkatan Udara Bela Diri Komaki, pada Selasa tengah malam menuju Polandia.
Baca Juga:Takut Konflik dengan Rusia? Amerika Serikat Tolak Tawaran Kejutan Polandia Berikan Jet Tempur MiG-29 untuk UkrainaMayor Jenderal Vitaly Gerasimov Tewas di Kharkiv
https://twitter.com/ModJapan_en/status/1501219091067342848?s=20&t=_z30beqSu56VrjkuM0UktQ
Barang-barang tidak mematikan lainnya, termasuk tenda, pakaian musim dingin, makanan darurat, produk kebersihan, kamera, dan generator listrik, akan dikirimkan segera setelah siap, menurut Kementerian Pertahanan.
“Kami akan mengirimkan barang dengan pesawat SDF dan melalui sarana lain sesegera mungkin,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, dikutip dari Kyodo News 9 Maret.
Jepang tidak berencana untuk menyediakan senjata mematikan, sebut Matsuno, menarik garis yang jelas dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang bergerak untuk membantu Ukraina meningkatkan pertahanannya.
Juru bicara utama pemerintah mengatakan, itu ‘sangat penting’ bagi Jepang dan keamanan nasionalnya, untuk memperluas dukungan ke Ukraina sekaligus menanggapi dengan tegas bersama negara-negara lain terhadap agresi Rusia.
Lebih jauh Matsuno mengatakan, serangan gencar Rusia melanggar hukum internasional dan telah ‘mengguncang tatanan internasional sampai ke intinya.’
Jepang mengecam keras invasi Rusia, dengan mengatakan telah merusak kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial, karena serangan itu telah memasuki minggu kedua meskipun ada kecaman dan sanksi internasional. Selain mengirimkan pasokan pertahanan, pemerintah telah berjanji untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina.
Baca Juga:Joe Biden Akan Perintahkan Pembuatan Aturan tentang Mata Uang DigitalInilah Cara Meningkatkan Self Love agar Hidup Lebih Tenang
Dalam batasan Konstitusi pasifis, Jepang memiliki tiga prinsip menyeluruh yang menentukan kapan transfer ke luar negeri dari peralatan pertahanannya harus dilarang dan diizinkan. Negara penerima wajib memastikan kontrol yang tepat atas peralatan yang dikirim oleh Jepang.
Terpisah, Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan pengiriman barang tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Ukraina yang terus melawan invasi Rusia, menyebut Jepang akan memberikan dukungan sebanyak mungkin.