Direktur Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/Bappenas Woro Srihastuti Sulistyaningrum mengatakan meski negara memiliki data terpilah dalam bentuk angka, data-data itu tidak bisa menajamkan apa yang terjadi sebenarnya dalam sebuah isu sosial.
Woro mencontohkan kecepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia baru menyentuh 2,2 persen per tahun, sedangkan pemerintah berharap angka itu bisa menjadi 5 persen per tahunnya.
Namun, dari angka itu tidak bisa diketahui faktor-faktor lain yang menyebabkan ibu meninggal. Banyak data mengatakan faktor tersebut datang dari sisi kesehatan, sedangkan sebenarnya ada kemungkinan faktor juga datang dari rumah tangga seperti adanya kekerasan, pembagian peran yang tidak setara atau pola asuh yang dipengaruhi sebuah budaya.
Baca Juga:Mengapa Tingkat Kesetaraan Gender di Indonesia Masih Rendah?Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Bantah Kabur Karena Tak Tahan Serangan Rusia
Bila data-data yang dimiliki berupa kajian-kajian berupa tulisan, Woro merasa data itu akan membuka perspektif negara untuk mendalami apa yang terjadi dan mempengaruhi munculnya isu kesetaraan gender juga menepis bias atau stigma dalam masyarakat.
“Kita harus membuka perspektif, tidak hanya sekadar bicara angka, tetapi kita harus mendalami dibalik angka itu ada apa. Ini akan mempertajam kita menyusun berbagai program setelah intervensi yang dilakukan. Ini salah satu bentuk percepatan dalam upaya kita mencapai target pembangunan,” tandasnya. (*)