“Saya belum melihat penyelesaian yang komprehensif terhadap permasalahan ini, sepertinya jalan di tempat,” tuturnya.
Karena itu, Deddy berharap agar Kementerian Perdagangan memberikan kepastian solusi terhadap permasalahan ini. Kemendag tidak boleh bermain aman. Terkuncinya ekspor CPO itu tidak hanya merugikan pengusaha sawit, tetapi juga merugikan penerimaan negara. Kelangkaan minyak goreng juga merugikan pedagang dan pelaku ekonomi, baik yang besar, menengah maupun yang kecil.
“Saya meminta Kemendag dan Menteri Perdagangan buka-bukaan, apa masalahnya hingga hampir tiga bulan lebih kelangkaan minyak goreng masih terus terjadi. Seberapa efektif kebijakan DMP, DPO, HET dan pelarangan ekspor dalam memulihkan struktur produksi dan perdagangan komoditas ini?,” ujarnya.
Baca Juga:Catat Aturannya! Perjalanan Domestik Tanpa Syarat PCR-Antigen Berlaku Hari IniPCR-Antigen Jadi Syarat Perjalanan Domestik Resmi Dihapus, PHRI NTT Yakin Hunian Segera Melonjak
“Apakah benar-benar tidak ada cara yang efektif dan sistemik untuk mengurangi benang kusut yang ada? Sampai kapan masalah ini akan teratasi, ini harus dijawab oleh Kementerian Perdagangan,” pungkas Deddy. (*)