Sebagian besar adalah mantan tentara, sisanya adalah petugas medis darurat atau perawat perawatan kritis. Mereka bersedia untuk “membela negara yang belum pernah mereka kunjungi,” papar Capone, seorang spesialis dalam teori pembelajaran komputasi.
Untuk diketahui, pekan lalu Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan peringatan tegas bagi tentara asing atau tentara bayaran yang bergabung dengan Ukraina, jika tertangkap, mereka tidak akan diakui sebagai tahanan perang (POW).
“Saya ingin membuat pernyataan resmi, tidak ada tentara bayaran yang dikirim Barat ke Ukraina untuk memperjuangkan rezim nasionalis di Kiev, yang dapat dianggap sebagai pejuang sesuai dengan hukum humaniter internasional atau menikmati status tawanan perang (POW),” tegas kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov, melansir TASS.
Baca Juga:Kritis Pedas Sikap Barat, Beri Rusia Sanksi tapi Tutup Mata Kejahatan Israel, Begini Sosok Richard Boyd BarrettAgung Sedayu Grup Milik Sugianto Kusuma ‘Aguan’ Janji Bawa Perusahaan Kaleng Ini Raup Pendapatan Rp520 Miliar
Dia memperingatkan, semua tentara bayaran asing yang tertangkap dan ditahan di Ukraina, akan dibawa ke pengadilan atas tuduhan kriminal.
“Paling-paling, mereka dapat dituntut sebagai penjahat. Kami mendesak semua warga negara asing yang mungkin memiliki rencana untuk pergi dan berjuang untuk rezim nasionalis Kiyiv, untuk berpikir belasan kali sebelum melanjutkan,” tandasnya. (*)