Di tas Sig ada ratusan kilogram peralatan, termasuk persediaan medis dan ransum militer yang dikenal sebagai MRE, atau makanan siap saji. Sig mengatakan timnya berencana untuk membantu melatih sukarelawan Ukraina di Lviv selama sehari, sebelum langsung menuju garis depan.
“Saya memiliki koneksi di Kyiv yang akan membantu kami,” katanya.
Terpisah, berdiri di luar loket tiket stasiun Lviv pada hari Minggu adalah sekelompok pria Inggris berseragam militer, menunggu kereta ke Kyiv. Mereka sangat bersemangat, sering bersalaman dan berjabat tangan dengan para pengungsi Ukraina yang berterima kasih kepada mereka karena telah berjuang untuk negara mereka.
Mereka dipimpin oleh Ben Grant, seorang Inggris yang tegap dari Essex, yang mengatakan dia pernah bertugas di Marinir Kerajaan Inggris dan baru saja menyelesaikan tugas sebagai penasihat keamanan di Irak. Dia tidak merinci apakah anak buahnya akan dikerahkan secara independen atau sebagai bagian dari unit Ukraina.
Baca Juga:Kritis Pedas Sikap Barat, Beri Rusia Sanksi tapi Tutup Mata Kejahatan Israel, Begini Sosok Richard Boyd BarrettAgung Sedayu Grup Milik Sugianto Kusuma ‘Aguan’ Janji Bawa Perusahaan Kaleng Ini Raup Pendapatan Rp520 Miliar
Tentang tentara Ukraina, Grant menambahkan: “Mereka tampak kuat, sangat kuat. Saya lebih dari senang untuk bertarung di sebelah mereka.”.
Kendati demikian, masalah logistik telah mendorong beberapa pejuang untuk menunda kedatangan mereka.
Anthony Capone, seorang pengusaha kesehatan kaya di New York City, mengatakan dia menyediakan dana untuk ratusan mantan tentara dan paramedis yang ingin pergi ke Ukraina. Tetapi dia mengatakan dia telah menunda keberangkatan mereka “untuk memberi tentara Ukraina satu minggu lagi, untuk meningkatkan proses pendaftaran mereka bagi mereka yang memasuki korps sukarelawan.”
Sejauh ini, menurut Capone, hanya “sejumlah kecil” yang tiba di negara tetangga Polandia. Capone telah memposting di LinkedIn pesannya yang menawarkan pendanaan. Berpikir hanya 10-15 orang yang akan merespon, ternyata menurutnya saat ini ada sekitar 1.000 respon yang datang.
Capone menambahkan, dia hanya mendanai mantan tentara yang kredensial militernya dapat dia verifikasi, atau paramedis yang saat ini bekerja di lingkungan trauma darurat.
Sekitar 60 persen dari mereka yang telah berhubungan adalah orang Amerika dan 30 persen Eropa, dengan sisanya berasal dari setidaknya 25 negara sejauh Kolombia, Jepang dan Jamaika, terang Capone.