Adapun Podolyak mengatakan, konsultasi tentang paket penyelesaian politik dasar yang dikombinasikan dengan gencatan senjata dan jaminan keamanan akan diusulkan, tetapi belum ada hasil nyata yang dicapai.
Proposal Rusia, seperti yang dikatakan ketua komite Duma Negara Leonid Slutsky, termasuk “aspek politik, denazifikasi, bahasa Rusia dan, tentu saja, segala sesuatu yang berkaitan dengan status netral dan demiliterisasi.”
Dia menekankan, sikap Moskow tentang masalah ini “bukanlah dasar untuk konsultasi lebih lanjut, tetapi fondasi yang tak tergoyahkan.”.
Baca Juga:Ancaman Resesi Global Akibat Konflik Rusia-Ukraina, Pemerintah Indonesia Harus Gerak Cepat MengantisipasiMinat Relawan Asing Bergabung Bela Ukraina Tidak Surut, Mayoritas Veteran Irak hingga Afghanistan
Sebelumnya, ketua fraksi parlemen dari fraksi yang berkuasa di Ukraina, David Akhramiya, salah satu peserta dalam negosiasi, mengatakan Moskow dan Kiev mampu mencapai kompromi praktis pada semua masalah kecuali status Krimea dan republik Donbass. Dia berpendapat, pengakuan mereka akan ‘tidak dapat diterima oleh masyarakat Ukraina.’.
Sementara, Moskow telah berulang kali mengatakan pengakuan atas Republik Donetsk dan Lugansk serta kedaulatan Rusia atas Krimea dan Sevastopol adalah sikap tegas. Hal yang sama berlaku untuk permintaan akan klausul khusus dalam konstitusi, yang mengesampingkan aksesi Ukraina ke blok mana pun, tegas Juru Bicara Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov kepada Reuters.
“Negosiasi Rusia-Ukraina akan dilanjutkan dan Moskow berharap bahwa “langkah maju yang lebih nyata akan dibuat,” ungkap Medinsky.
Kendati tidak ada pihak yang menyebutkan tanggal atau tempat tertentu, tetapi Slutsky mengatakan, putaran berikutnya akan diadakan di Belarus dalam waktu dekat. Ia juga mengingatkan, proses negosiasi tidak akan mudah dan memakan waktu.
“Janganlah kita menyerah pada ilusi bahwa hasil akhir hanya berjarak satu atau dua langkah dari kita. Ada kerja keras dan sistematis di depan,” lugasnya. (*)