KETUA Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Ukraina, Sugeng Suparwoto, menyampaikan invasi Rusia ke Ukrania bisa berdampak luas terhadap kedamaian dunia. Dia khawatir nuklir yang dimiliki Rusia dan Ukrania dapat membahayakan dunia.
“Bagaimana kita ketahui potensi adanya nuklir dan sebagainya terlibat dalam perang ini sangat besar. Kita tahu bagaimana Rusia punya senjata nuklir, di Ukraina juga banyak pembangkit nuklir dan ini sangat membahayakan dunia,” kata Sugeng di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, dikutip dari kanal YouTube DPR RI, Senin 7 Maret.
Meski Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku invasi Rusia ke Ukrania tidak akan menyasar fasilitas umum, kenyataan mengatakan sebaliknya. Sugeng bilang, masuknya tentara Rusia ke Ukrania tidak hanya menyerang fasilitas militer tetapi juga sarana umum.
Baca Juga:Upaya Israel Jadi Penengah Antara Rusia-Ukraina, PM Naftali Bennett: Saat Ada Celah Kecil, Kami Memiliki Akses ke Semua SisiTahan Pandemi, Garudafood Milik Sudhamek Agoeng Waspodo Raup Untung Rp424,83 Miliar pada 2021
Sebab itu, Sugeng mendorong Pemerintah Indonesia sebagai negara non-blok ikut terlibat lebih dalam menciptakan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Hal itu dapat diwujudkan dengan aktif mengajak perwakilan Rusia dan Ukraina berdialog.
Dalam waktu dekat Sugeng akan meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi mediator Rusia-Ukraina yang sedang mengalami konflik agar terwujudnya perdamaian antara kedua negara. “Sekali lagi nanti kami di parlemen akan meminta kepada Presiden RI sequement Menteri Luar Negeri untuk segera memfasilitasi forum antar-yang berkepentingan, pemangku kepentingan di dalamnya untuk ada semacam forum dialog secepatnya,” ujarnya.
Sugeng menegaskan, DPR tak lama lagi juga akan menginisiasi pertemuan dengan duta besar Rusia dan Ukrania untuk Indonesia guna membahas perang yang eskalasi konfliknya belum menurun hingga saat ini.
“Dan yang kami lakukan di Komisi VII dan juga saya selaku Ketua GKSB akan segera mengundang juga dalam waktu sesingkat-singkatnya yaitu duber Rusia di Indonesia,” imbuhnya.
Pertemuan itu untuk menemukan pemahaman bersama penggunaan kekuatan militer untuk kepentingan apapun tidak dibenarkan. Sugeng menyebut, pertikaian yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan dialog tanpa perang yang memiliki potensi tinggi akan jatuhnya korban.