Di saat rasa takut itu melanda, sesekali dia melihat baju loreng yang dia kenakan. Seketika terbersit beban moril seorang Babinsa yang mendorong dia untuk terus melangkah melawan ketakutan.
“Sebagai Babinsa, pakai baju loreng dan warga mau minta tolong, mau enggak mau ya kita tolong,” kata dia. “Ya sudah lah intinya kita kalau enggak terbunuh ya membunuh intinya gitu aja,” tambah dia.
Jaelani dengan dibantu satu orang warga bernama Taufik lantas masuk ke rumah bertingkat yang didiami pelaku bernama Saepudin. Namun di ruang bawah dirinya tidak menemukan siapapun.
Baca Juga:Wawancara BPNT Berujung 3 Wartawan Jadi Korban Penganiayaan di Desa WaluyaWilmar Produsen Migor Sania Milik Martua Sitorus dan Produsen Filma-nya Eka Tjipta Widjaja Pasok 293 Ton ke Sulawesi Tengah
Namun Jaelani mendengar ada suara langkah kaki dari atas loteng. Dia pun bergegas ke atas serta mendapati Saepudin sedang berada di atas loteng. Sambil mengernyitkan dahi dan menyipitkan mata, Jaelani berusaha mengingat dengan detail peristiwa itu.
Dalam ingatan Jaelani, Saepudin berdiri menggunakan jaket berkupluk warna hitam. Mata pemuda itu kosong sambil memegang sebilah pisau berlumur darah mengarah ke bawah.
Melihat kondisi tersebut, Jaelani putar otak mencari cara untuk menangkap pelaku . Dia pun akhirnya mencoba untuk berbicara kepada sang pelaku.
“Pak ayo turun, kita bicarakan dengan baik baik. Semua bisa diselesaikan dengan baik baik. Ayo buang senjatanya, buang. Saya bilang begitu,” jelas Jaelani menirukan ucapannya kepada pelaku.
Saepudin terlihat bergeming bahkan kalimat bujukan itu sama sekali tak membuat kepalan tangan kirinya melemah dan melempar pisau itu.
Namun selang beberapa saat, Saepudin setuju untuk turun dari loteng menggunakan tangga kayu. Pisau dapur itu masih dipegangnya dengan erat saat menuruni tangga.
Sontak Jaelani meminta Ketua RT beserta istri yang ada di dekat lokasi untuk menjauh untuk mengantisipasi perlawanan yang dilakukan pelaku.
Baca Juga:Surat Terbuka Duta Besar Ukraina kepada Presiden JokowiPresiden Jokowi, G-20 dan Invasi Rusia ke Ukraina
Tinggallah Jaelani bersama Taufik yang masih menunggu di bawah. Setelah mau mencapai anak tangga terakhir, Jaelani langsung meminta Taufik menahan Saepudin.
“Tarik Fik,” kata Jaelani menjelaskan instruksinya kepada Taufik.
Di saat yang sama, tangan kanan Jaelani langsung memegang pergelangan tangan kiri pelaku yang memegang pisau. Sedangkan tangan kiri Jaelani memegang pergelangan leher Saepudin.