MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan, penyaluran KUR pada 2022 hingga 28 Februari 2022 tercatat sebesar Rp55,06 triliun atau sebesar 14,75 persen dari target tahun 2022 sebesar Rp373,17 triliun. Dana tersebut telah diberikan kepada 1,26 juta debitur.
“Sehingga total outstanding KUR pada 28 Februari 2022 sebesar Rp412 Triliun dengan NPL yang relatif rendah sebesar 0,98 persen,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu 6 Maret.
Porsi penyaluran KUR tahun 2022 per sektor terbesar disalurkan di sektor perdagangan sebesar 44,8 persen, disusul sektor pertanian 30,5 persen dan jasa sebesar 13,7 persen.
Baca Juga:Kawal Usulan Pajak dan Cukai Rokok untuk Pembiayaan Kesehatan, Legislator: Terutama Penyakit Kanker2 Gajah Terjebak di Rawa Inhu Riau, Masih Diupayakan Dievakuasi BKSDA
“Pemerintah juga telah memperpanjang tambahan subsidi bunga KUR sebesar 3 persen dari akhir Juni 2022 menjadi akhir Desember 2022,” lanjutnya.
Dengan demikian, suku bunga KUR sampai dengan akhir Desember 2022 hanya sebesar 3 persen. Selain itu, Pemerintah juga menyediakan grace period selama 5 tahun. Dalam pengembangan UMKM, Pemerintah mengeluarkan kebijakan antara lain, mewajibkan bank menyalurkan kredit minimal sebesar 30 persen dari total kredit pada tahun 2024, meningkatkan besarnya kredit UMKM menjadi Rp10 miliar, restrukturisasi kredit UMKM yang terdampak Covid-19, serta relaksasi kebijakan dan penambahan plafon KUR.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga melakukan penyerahan KUR secara kelompok, seperti untuk usaha bakso, kelapa sawit, pembuat songket, dan pekebun sawit.
“Saya mengapresiasi pencapaian KUR Sumatera Selatan yang Non Performing Loan (NPL) rendah dan capaiannya meningkatkan 100 persen ditahun 2020 sekitar Rp4,4 triliun, ditahun 2021 menjadi Rp8 Triliun,” jelas Airlangga.
Program yang terdiri dari klaster Penanganan Kesehatan, Perlindungan Masyarakat, dan Penguatan Pemulihan Ekonomi ini akan terus dimonitor secara intensif agar dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Di tahun ini, UMKM juga akan mendapatkan prioritas dalam alokasi anggaran PEN guna mendorong pemulihan yang lebih cepat.
“Penyaluran KUR terus menunjukkan peningkatan dimana realisasi KUR tahun 2021 meningkat 42 persen dibandingkan tahun 2020, sehingga mencapai Rp281,86 Triliun (98,9 persen dari perubahan target tahun 2021 sebesar Rp285 Triliun) dan diberikan kepada 7,4 juta debitur,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir saat menyampaikan laporan dalam kesempatan tersebut. (*)