SUKU Tengger merupakan suku asli yang mendiami wilayah Gunung Bromo dan Semeru.
Secara administrasi, suku Tengger mendiami lereng Bromo di empat wilayah kabupaten yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang.
Sejak dulu suku Tengger dan Gunung Bromo memiliki ikatan manis.
Itulah sebabnya, suku Tengger memiliki kebudayaan, kepercayaan, tradisi dan adat yang berbeda dengan suku-suku lainnya di Jawa Timur.
Baca Juga:Ornamen Runtuh di Lippo Mall Kemang saat Jakarta Diterjang Angin Kencang, 5 Orang TerlukaPolisi Selidiki Penyebab Ornamen Ambruk di Lippo Mal Kemang
Salah satu tradisi suku Tengger yang terkenal adalah Yadnya Kasada atau Kasodo.
Upacara ini dilakukan setahun sekali dan bertempat di sebuah pura yang berada di Gunung Bromo.
Bermula di kaki gunung Bromo kemudian dilanjutkan puncak gunung. Arti Tengger Ada beberapa pendapat tentang arti Tengger. Sejumlah ahli berpendapat bahwa “tengger” mempunyai arti ‘pegunungan yang menjadi tempat tinggal mereka’.Pendapat lain mengatakan bahwa “tengger” berasal dari bahasa Jawa yang artinya tegak, diam tanpa bergerak. Ada juga yang menyebutnya berasal dari kata “tenggering budi luhur” yang mempunyai arti berbudi pekerti luhur.
Sejarah suku Tengger
Bukan hanya nama, teori tentang asal usul suku Tengger juga berbeda-beda.
Dalam teori pertama disebutkan bahwa nenek moyang suku Tengger diyakini merupakan keturunan dari para pengungsi Kerajaan Majapahit.
Hal ini diungkapkan oleh Robert W. Hefner dalam bukunya yang berjudul “Hindu Javanese: Tengger Tradition and Islam“.
Konon, Kerajaan Majapahit yang sudah melemah mendapat serangan dari kerajaan Demak, yang dipimpin oleh Raden Patah, pada abad ke-16.
Demi menyelamatkan diri, masyarakat Majapahit mengungsi menuju Pulau Bali.
Baca Juga:Korban Kecelakaan Maut di Tol Dupak Surabaya 3 Orang, Gara-gara Penumpang Diduga Depresi Ambil Alih Kemudi BusPaus Sperma Panjang 9,40 Meter Lebar 1,97 Meter Mati Terdampar di Pulau Seram Bagian Timur
Namun sebagian dari mereka memilih menetap di wilayah pegunungan di Jawa Timur.
Mereka inilah yang kemudian disebut suku Tengger.
Suku Tengger ada sebelum Kerajaan Majapahit
Menurut sejumlah bukti, suku Tengger sebenarnya sudah ada sebelum pelarian masyarakat Majapahit.
Bukti pertama adalah prasati baru yang bertuliskan tahun tahun 851 Saka (929 M).
Menurut prasasti tersebt, ada sebuah desa bernama Walandhit di kawasan pegunungan Bromo.
Desa tersebut adalah sebuah tempat suci yang dihuni oleh abdi spiritual (semacam pertapa), yang menghabiskan hidupnya untuk Sang Hyang Widi Wasa.