INDONESIA, khususnya Jakarta, diprediksi akan sulit mendapat pasokan gandum akibat perang yang sedang terjadi di Ukraina dan Rusia. Hal ini pun diakui Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak meminta Pemprov DKI harus segera mencari solusi dari potensi kekurangan bahan pangan dan berimbas pada kenaikan harga tersebut.
“Pemprov DKI tidak bisa hanya berdiam diri karena masalah impor gandum dari Ukraina yang sedang perang,” kata Gilbert dalam pesan singkat, Minggu, 6 Maret.
Baca Juga:Saling Tuding Ukraina-Rusia Saat Gencatan Senjata di Mariupol dan VolnovakhaDipicu Dualisme Badan Arbitrase Nasional Indonesia, Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie Dirikan INIAC
Gilbert mengungkapkan, Pemprov DKI yang mengelola ketahanan pangan, mestinya segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencegah kelangkaan pasokan gandum.
“Impor gandum memang diatur oleh pusat, tapi sebaiknya Pemprov koordinasi agar pasokan ke DKI tidak berkurang yang membuat harga naik, terlebih saat permintaan naik menjelang Lebaran. Sekarang masih ada waktu,” ucap Gilbert.
Gilbert bilang, Pemprov DKI, lewat badan usaha milik daerah (BUMD), bisa membuka keran impor dari negara lain selain Ukraina. “Gandum melimpah di luar negeri, karena pertanian mereka maju dan itu makanan utama di sana,” lanjutnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria sebelumnya mengaku terdapat kenaikan harga pangan di Jakarta jelang bulan Ramadan saat ini. Riza mengungkapkan terdapat sejumlah penyebab harga pangan bisa naik di pasaran. Hal itu mulai dari ketersediaan yang terbatas hingga faktor cuaca.
Bahkan, Riza juga menyebut kodisi perang antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung saat ini juga bisa menyebabkan kenaikan harga pangan di Tanah Air, khusunya Ibu Kota. Namun, saat ini memang belum terasa dampaknya.
“Nanti ada lagi faktor lain yang sekarang belum dirasakan. Ada Ukrania perang dengan Rusia. Kita itu mengimpor bahan gandum yang besar sekali dari Ukraina,” ucap Riza beberapa waktu lalu.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat volume impor gandum pada tahun 2019 sebanyak 3.056.903 kilogram dan 3.237.687 pada tahun 2020. (*)