Akhirnya, Syeh Lemah Abang ditangkap berikut pengikutnya lalu dibawa ke Mesjid Besar Sang Ciptarasa, di dalam mesjid terjadi perang mulut antara Syeh Lemah Abang dengan para Wali hingga marahlah para Wali kepadanya. Maka diputuskanalah bahwa Syeh Lemah Abang dikenai hukuman mati, lalu Sunan Kudus diperintah untuk membunuhnya.
Setelah Sunan Kudus membunuh Syekh Lemah Abang, jenazahnya dikuburkan di kampung Kemlaten sedangkan semua muridnya dilepaskan dan menjadi pengikut Syeh Syarif Hidayat.
Banyak orang yang memuja makam Syeh Lemah Abang, oleh karena itu Sunan Carbon menyuruh pengawalnya untuk memindahkannya ka Gunung Amparan, sedangkan makamnya digantikan dengan Aswa Cemanireng.
Baca Juga:4 hari Lagi 83 KK Di Kelurahan Gumuruh Kena Gusur, Warga: Kami Harus Ngadu Sama Siapa?Menyusul Apple, Samsung Hentikan Penjualan Gawai di Rusia
Lalu para pengikut Syiah dikumpulkan di Kemlaten, mereka meminta kepada Sunan Cirebon agar mayat Syeh Lemah Abang dimakamkan di Pengging, oleh Sunan Cirebon disetujuinya.
Namun sangat terkejutnya para pengikut Syeh Lemah Abang ketika melihat makam berisi Aswa Cemanireng, lalu Sunan Cirebon memberi nasehat kepada mereka semua: Janganlah kalian memuja mayat ini, tetapi yang harus dipuja adalah Hyang Widi, ketahuilah keadaan di bumi ini bahwa manusia harus ingat akan kewajibannya yaitu memuja Hyang Widi, karena tidak ada manusia di seluruh dunia ini yang kuasa menandingi kekuasaan-Nya. Setelah itu banyak murid Syeh Lemah Abang menjadi murid Sunan Cirebon. (*)