Perjuangan Ulama Nusantara Membantah Sufi

Perjuangan Ulama Nusantara Membantah Sufi
Petilasan Syekh Siti Jenar di Banyuwangi
0 Komentar

Barangkali dari sekian ulama yang mentahdzir dan ‘menelanjangi’ ajaran sufi secara keseluruhan dengan tegas adalah Ahmad Al-Khathib. Beliau ini terkenal dengan sikap kerasnya dalam memerangi penyakit TBC (thatayyur, bid’ah, dan churafat), termasuk dalam hal ini adalah praktek ajaran sufi yang menjamur di negerinya.

Polemiknya dengan ulama-ulama sufi di negerinya sangat terkenal. Terlebih polemiknya dengan Muhammad Sa’ad Munqa (1277-1339), Khathib ‘Ali (w. 1353), Sulaiman Ar-Rasuli (w. 1390), dan konco-konconya yang biasa disebut dengan “kaum tuo” yang sedemikian gigih mempertahankan “jobnya” itu.

Awal mula perseturuan dan polemik antara “kaum mudo” yang menolak keras tarekat dengan “kaum tuo” adalah sebuah jawaban Ahmad bin ‘Abdul Lathif Al-Khathib Al-Minkabawi Asy-Syafi’i (1276-1334) terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tarekat yang dikirimkan ke Makkah pada 1324 H/1906 M oleh muridnya sendiri, ‘Abdullah Ahmad.

Bunyi pertanyaan-pertanyaan itu adalah sebagai berikut:

Baca Juga:Modus Penguasaan Area Laut, Lain Bekasi Lain TangerangHasil Penyelidikan Polisi Ada Dugaan Pemalsuan Dokumen SHGB dan SHM Pagar Laut Tangerang: 44 Saksi

Tharikat Naqsyabandiyah Khalidiyah adakah baginya asal pada syara’ atau tiada? Dan adakah salislnya pada Rasulullah SAW atau tiada? Dan adakah bagi meninggalkan makan daging asal dari syara’ atau tiada? Dan adakah suluk 40 hari dan 20 hari dan 10 hari baginya asal daripada syara’ atau tiada? Dan rabithah adakah asal pada syari’at atau tiada? Hendaklah dijawab soal itu dengan maujud pada syara’. Jika maujud padanya hendaklah dinyatakan dalilnya pada kami. Dan jika tiada maujud padanya maka hendaklah nyatakan pula kepada kami. Karena telah hasil di negeri kami permasalahan besar pada masalah ini.”

Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tentang tarekat ini dijawab Ahmad Al-Khathib dengan ditulisnya kitab Izhhar Zughal Al-Kadzibin fi Tasyabbuhihim bi Ash-Shadiqin (Menjelaskan Kekacauan-Kekacauan Pendusta yang Menyerupai Orang Jujur).

Kitab ini dicetak pertama kali pada tahun 1324 dan pada tahun 1326 sudah mengalami cetak ulang. Selain itu, kitab ini juga sudah ditranslit ke dalam huruf latin oleh A. Arief pada 1961 dan kembali dicetak pada 1979.

0 Komentar