SYEKH Siti Jenar merupakan Ulama terkemuka abad 15-16 yang kisahnya banyak diceritakan dalam naskah klasik, kebanyakan naskah klasik yang dikemudian hari dijadikan sebagai salah satu rujukan sejarawan dalam merekontruksi riwayat hidup Syekh Siti Jenar itu bermuatan tendensius.
Syekh Siti Jenar dikisahkan sebagai Wali/Ulama yang membangkang pada Kesultanan Demak, bahkan Syekh Siti Jenar juga dianggap sebagai wali yang mengajarkan ajaran aneh sehingga membuat murid-muridnya menjadi sesat, jauh dari syariat, sehingga di akhir cerita, mau tidak mau Kesultanan Demak dibawah Dewan Wali Sanga menjatuhkan hukuman mati kepada Syekh Siti Jenar.
Kelahiran Syekh Siti Jenar
Kelahiran Syekh Siti Jenar diceritakan dalam berbagai sumber, Babad Demak dan Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa Syekh Siti Jenar lahir dari cacing yang bermetamorfosa menjadi manusia (El-Ghuyanie, hlm 65).
Baca Juga:Syekh Lemah Abang Menurut Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara4 hari Lagi 83 KK Di Kelurahan Gumuruh Kena Gusur, Warga: Kami Harus Ngadu Sama Siapa?
Menurut kedua sumber tersebut, hal tersebut terjadi ketika Sunan Bonang mengajarkan ilmu hakikat pada Sunan Kalijaga di atas prahu yang mengapung di tengah-tengah danau.
Ketika Sunan Bonang sedang khusus menjelaskan wejangannya, tiba-tiba prahu yang ditumpangi keduanya berlubang, maka diambilah segenggam tanah liat untuk menambal kebocoran, ternyata dalam tanah tersebut terdapat seekor cacing yang ikut mendengarkan wejangan, cacing itulah yang kemudian berubah menjadi Syekh Siti Jenar.
Asal-usul kelahiran Syekh Siti Jenar yang dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi dan Babad Demak di atas jelas sesuatu yang mungkin dibuat-buat. Secara tendensius Syekh Siti Jenar dianggap berasal dari binatang, prihal kelahiran Syekh Siti Jenar dari binatang hina (cacing) dalam kedua naskah tersebut tidak hanya digambarkan pada saat kelahiran Siti Jenar, melainkan juga pada saat kematiannya, hanya saja pada saat kematiannya Syekh Siti Jenar digambarkan berubah menjadi seekor anjing kurap. Citra buruk soal kisah kelahiran Syekh Siti Jenar memang lebih populer ketimbang kisah dari sumber lain yang lebih masuk di akal.
Menurut Mulkhan (2015: 9-10), bahwa berdasarkan analisis kesejarahan yang ia dapat dari sumber-sumber Sejarah Keraton Cirebon, bahwa Syekh Siti Jenar yang mempunyai nama asli Abdul Jalil merupakan sepupu dari Syekh Nurjati (Syekh Datuk Kahfi), pelopor Islam di Cirebon yang juga merupakan guru dari para Pendiri Kesultanan Cirebon termasuk didalamnya guru Sunan Gunung Jati.