PENAKLUKAN Tatar Sunda oleh Majapahit memang terbilang susah, sebab meskipun Majapahit berkali-kali melakukan Invasi ke Sunda tetap saja upaya penaklukan tersebut gagal.
Selain itu, siasat lacik yang digunakan Gajah Mada juga rupanya tidak berhasil membuat Sunda takluk, karena Raja Sunda yang sedianya dipaksa untuk menyatakan takluk ke Majapahit dalam peristiwa penyergapan di Bubat-pun ternyata lebih memilih mati ketimbang harus mengaku takluk.
Kabar mengenai invasi Majapahit ke Sunda yang dilakukan berkali-kali namun gagal itu, dapat kita pahami dalam Naskah Kidung Sunda, dalam Naskah tersebut dijelaskan bagaimana Panglima tempur Majapahit yang bernama Mantri Les dan Baleteng bersama ribuan tentara Majapahit yang ia pimpin dihabisi oleh Pasukan Kerajaan Sunda dalam peristiwa peperangan yang cukup besar.
Baca Juga:Bagaimana Nasib Laporan Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep di KPK?Pria Usia 54 Tahun Koleksi Video Porno Anak, Punya 53.123 File Film Cabul dan 43.946 File Materi Pelecehan Anak
Sementara itu, kabar mengenai siasat licik Gajah Mada dalam tragedi Bubat dapat kita pahami dalam Naskah Pararaton, salah satu naskah yang ditemukan di Bali.
Selain itu, kabar mengenai mangkatnya Raja Sunda di Majapahit akibat Putri Sunda yang mau menikah di Jawa juga dapat ditemui dalam Naskah Carita Parahyangan, yaitu salah satu Naskah Kuno yang disusun ketika Kerajaan Sunda Pajajaran masih tegak berdiri.
Gajah Mada Menaklukan SundaSelepas Tragedi Bubat, sebagaimana pemahaman salah satu Ilmuan Belanda pada Prasasti Horen, yaitu Prasasti Jawa kuno yang ditemukan di Horen Kediri, menyatakan bahwa Sunda melakukan serbuan ke Majapahit selepas terjadinya tragedi Bubat, bahkan serbuan tersebut berhasil memporak-porandakan Horen, yaitu suatu daerah yang dekat dengan jantung Ibukota Majapahit.
Selepas terkonfirmasinya serbuan Sunda ke Majapahit sebagaimana pemahaman Ilmuan Belanda terhadap isi Prasasti Horen, tidak adalagi berita peperangan yang terjadi antara Majapahit dan Sunda, mengingat belum ditemukannya bukti sejarah lain yang mendukung tentang itu.
Hanya saja secara jujur, Prapanca sebagaimana yang termaktub dalam Naskah karangannya Kakawin Negara Kertagama, menuliskan bahwa sampai Gajah Mada wafat, Sunda tidak pernah takluk.
Hal ini tergambar dari beberapa wilayah Taklukan Majapahit yang disebutkan dalam Negara Kertagama yang sama sekali tidak menyebut Sunda.