KEKHWATIRAN banyak pihak menjadi kenyataan, Kamis (24/02/2022), ketika Rusia akhirnya melancarkan serangan udara, darat, dan laut ke Ukraina. Faktor geopolitik sekonyong-konyong mencuat sebagai faktor penting yang berpotensi menghambat pemulihan ekonomi, setelah dunia diharu-biru oleh badai pandemi selama dua tahun.
Apakah pemulihan ekonomi dunia akan terus berjalan, atau terhambat oleh invasi Rusia ke Ukraina? Bagaimana soliditas negara-negara G20? Masihkah relevan tagline G20 “Rocovery Together, Rocovery Stronger”?
Bagaimana dengan harga mi nyak, gas, dan energi yang meroket? Inil ah pertanyaan negara-negara anggota G20 saat ini.
Baca Juga:Babinsa hadir, Penyaluran BST Aman dan Tepat SasaranGulirkan Wacana Penundaan Pemilu Serentak 2024, Cak Imin: Hanya Sebatas Usulan
Lebih dari itu, sejumlah negara anggota G20 bukan saja bertanya, melainkan melancarkan kecaman. Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Prancis, dan Uni Eropa melancarkan kecaman dan memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Pesawat Rusia dilarang melintas di atas wilayah udara mereka. Negara-negara anggota G20 yang anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO), Pakta Pertahanan Atlantik Utara, memberikan sanksi ekonomi dengan menghentikan impor dan ekspor. Mereka juga mengirimkan bantuan amunisi dan persenjataan ke Ukraina.
Mereka tidak mengirimkan pasukan, karena Ukraina bukan anggota NATO, melainkan baru dalam proses menjadi anggota NATO. Reaksi anggota NATO yang juga anggota G20 menimbulkan disharmoni di tubuh G20, kelompok Negara dengan PDB ter besar. Negara besar, G20, yang dibentuk ta hun 1999 itu bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjut an, seimbang, dan inklusif.
Awalnya, G-20 adalah ajang pertemuan para menteri keuangan, anggota G7. Namun, kemudian keanggotaan diperluas menjadi pertemuan para pemimpin negara G20. Ada menteri keuangan, gubernur bank sentral, dan presiden atau perdana menteri. Konflik Rusia vs Ukraina membuka luka lama, masa Perang Dingin antara Blok Uni Soviet yang komunis dengan Blok Barat yang anti-komunis. NATO adalah organisasi militer, pimpinan AS, yang dibentuk tahun 1949 untuk menghadapi Uni Soviet.
Di tubuh NATO ada satu ketentuan penting: satu anggota diserang sama dengan seluruh anggota NATO diserang. Invasi Rusia ke Ukraina bukan alasan bagi anggota NATO untuk menyerang Rusia.