Pemerintah Indonesia tak tinggal diam. Upaya-upaya diplomasi untuk menghubung Indonesia ke dunia luar dilakukan secara masif. Tujuannya tak lain supaya perjuangan Indonesia untuk merdeka mendapatkan dukungan dari warga dunia. Bung Sjahrir pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia dengan tegas mengungkap Indonesia butuh campur tangan PBB untuk melanggengkan kemerdekaan Indonesia pada 4 Desember 1945.
Sejarawan Rushdy Hoesein mengungkap campur tangan PBB dianggap Bung Sjahrir sbeagai jalan terbaik supaya Belanda segera angkat kaki. Semuanya dalam rangka melanggengkan narasi negara merdeka. Khususnya, supaya jalan kekerasan yang diaplikasikan oleh Belanda terhadap Indonesia segara diakhiri.
Langkah pria yang akrab disapa Bung Kecil berlanjut. Sebuah surat lengkap dengan dokumen-dokumen ditujukan Sjahrir kepada Konferensi PBB yang sedang berlangsung di Church House Westminster, London, Inggris pada 10 Januari 1946.
Baca Juga:Ayah Perkosa Anak Kandung di Depok, Ancam Golok Jika Tak Turuti NafsuHarga iPhone SE Plus 5G Rilis Maret 2022, Tidak Sampai Rp5 Juta
Isi surat itu antara lain Bung Sjahrir meminta supaya masalah Indonesia segara dibicarakan dalam konferensi. Sjahrir paham benar kemampuan PBB bisa jadi membuat Indonesia mendapatkan dukungan dunia. Gayung pun bersambut. Perdebatan pro dan kontra konflik Indonesia-Belanda dari negera anggota PBB.
Tak mau kalah, Menteri Luar Negeri Belanda, Eelco van Kleffens menanggapi surat Sjahrir dan menantang Indonesia. Ia berbicara usul tersebut akan dipenuhi kalau Indonesia mendapatkan minimal satu negara yang disokong PBB.
Republik Sosialis Soviet Ukraina lalu muncul memberikan dukungan. Dukungan itu sangat berarti bagi Indonesia. Setelahnya dukungan kepada Indonesia mengalir. Sebagai bentuk terima kasih, ralyat Indonesia menggelar pawai yang membawa narasi rasa terima kasih atas Ukraina di berbagai kota. Dua di antara pesan yang paling mengemuka digaungkan dalam pawai itu adalah “Hidoep Manuilsky” dan “Terima Kasih Ukraina.”
Padahal, dalam kesempatan lain, pada 17 Januari 1946 Van Kleffens, Menteri Luar Negari Belanda, telah mengomentari surat Sjahrir tersebut dan berbicara kepada wartawan bahwa usul Indonesia bisa dibicarakan kalau Indonesia disokong salah satu negara anggota PBB. Tanpa direkayasa, ternyata telah muncul dukungan kuat dari utusan Ukraina di Sidang PBB, yaitu dari Dr. Dmitri Manuilsky.”
“Ia bahkan menyurati Dewan Keamanan, yang juga sedang bersidang di London, yang isinya: Keadaan di Indonesia membahayakan perdamaian dunia. Ini merupakan kemenangan diplomasi awal di dunia internasional bahwa Republik Indonesia atas usaha beberapa anggota utusan, termasuk Dr. Manuilsky akhirnya diusulkan masuk agenda dan bisa dibicarakan dalam Sidang Dewan Keamanan PBB,” tutup Rushdy Hoesein dalam buku Terobosan Sukarno dalam Perundingan Linggarjati (2010). (*)