Serbuan itu datang pada Jumat, 25 Februari 2022 pukul 16.30 WIB. Ketika Kokam Muhammadiyah dan Tapak Suci yang menjaga masjid Al Hidayah pulang. Camat dan Kepala Desa beserta jajarannya mendatangi masjid Al Hidayah untuk mencopot plang Muhammadiyah. Sungguh hari yang mengesalkan bagi warga Muhammadiyah Tampo Kecamatan Cluring Banyuwangi. Demikian PWMU.co.id, 01/02.
Bagaimana tidak menguras emosi bila tanpa pemberitahuan sebelumnya jajaran perangkat Kecamatan Cluring dan Desa Tampo mendatangi pengurus takmir Masjid al-Hidayah untuk membongkar papan nama Pusdamu (Pusat Dakwah Muhammadiyah) dan Pimpinan Ranting Aisyiyah Tampo dengan alasan untuk menciptakan suasana yang kondusif. Aksi sewnang-wenang yang sesungguhnya malah memicu keresahan.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tampo Sudarto Efendi menjelaskan, kalau dirunut ke belakang dengan mengacu pada dokumen, data, dan fakta di lapangan, Masjid al- Hidayah adalah aset Muhammadiyah.
Baca Juga:Dentuman Keras Luncurkan Awan Panas dan Alami 9 Kali Letusan, Warga Lereng Gunung Semeru BerhamburanKemenag: Pernyataan Yaqut sama sekali Tidak Membandingkan Suara Adzan dengan Suara Anjing
Berdasarkan dokumen ikrar wakaf dan sertifikat tanah tanah wakaf seluas 2.500 meter persegi dari Mbah Kiai Yasin kepada menantunya Kiai Bakri untuk memanfaatkan lahan itu sebagai masjid Muhammadiyah.
”Dalam perkembangannya, tidak hanya masjid saja yang berdiri di lahan tersebut. Juga dibangun sekolah Muhammadiyah baik SD maupun lanjutan atas. SD Muhammadiyah 4 berdiri pada tahun 1969 dengan lulusan pertama tahun 1975,” kata Sudarto, kepada PWMU Senin (28/2).
Pada tahun 1977–1983 berdiri Sekolah Pendidikan Guru Agama (SPGA) dengan papan nama berafiliasi pada Muhammadiyah. Dalam perkembangannya semua sekolah guru ditutup pemerintah sehingga SPGA bubar.
Lalu SD Muhammadiyah 4 kekurangan murid. Seluruh siswanya dipindahkan ke SD Muhammadiyah Curah Palung. Saat ini amal usaha yang masih berjalan di lokasi Masjid al- Hidayah adalah PAUD dan TK Aisyiyah yang beroperasi sejak tahun 1990.
Sudarto menuturkan, tahun 1992, karena usia Mbah Yai Bakri yang sudah sepuh dan demi menjaga keberlangsungan dan kehidupan Masjid al-Hidayah ditunjuklah Ir Djamil, menantunya, untuk melanjutkan tongkat estafet kepengurusan Muhammadiyah Ranting Tampo sekaligus takmir Masjid al-Hidayah hingga tahun 2020. Setelah itu dibentuk takmir baru periode 2020-2025.
Gara-Gara Takmir Diberhentikan
Dari informasi yang dihimpun oleh kontributor PWMU.CO di lapangan, terjadinya pembongkaran papan nama Pusdamu dan Pimpinan Ranting Aisyiyah karena pergantian takmir masjid di tengah jalan yang semestinya berakhir pada tahun 2025.