WARGA lereng Gunung Semeru di Dusun Krajan, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berhamburan keluar rumah usai mendengar dentuman keras pada Selasa (1/3) pukul 22.30 WIB. Warga merasa cemas dengan suara tersebut hingga mencari informasi dengan menghubungi perangkat desa setempat.
Sekretaris Desa Penanggal Amin mengkonfirmasi kebenaran dentuman yang didengar warganya. Menurut Amin, sudah ada dua warga yang menghubunginya untuk memastikan suara dentuman tersebut letusan Semeru atau bukan.Â
“Dua orang menghubungi saya menanyakan terkait adanya letusan karena warga mendengar dentuman keras,” kata Amin di Balai Desa Penanggal, Senin.
Baca Juga:Kemenag: Pernyataan Yaqut sama sekali Tidak Membandingkan Suara Adzan dengan Suara AnjingWakil Gubernur Jawa Barat: Tak Elok Bandingkan Adzan dengan Suara Anjing
Sejauh ini Amin belum bisa memastikan asal dentuman suara tersebut. Namun begitu, dia tetap mengimbau warganya untuk tetap tenang dan menunggu informasi dari pos pantau.Â
Sementara itu, dari hasil pantauan di lokasi, hujan abu cukup deras mengguyur lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Daerah yang diguyur hujan abu adalah Desa Supit Urang, Desa Sumberwuluh, Desa Sumbermujur, Desa Penanggal, hingga Desa Jarit. Belum ada keterangan resmi dari pos pantau Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang terkait dentuman dan hujan abu tersebut.
Diketahui, gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur meluncurkan Awan Panas Guguran (APG), pada Rabu (2/3/2022) dini hari.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini kembali meluncurkan APG pada sekitar pukul 03.00 WIB. Jarak luncur APG terdeteksi turun ke bawah gunung hingga sejauh 4 kilometer.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, selain APG, Gunung Semeru juga mengalami 9 kali letusan.
Letusan ini mengakibatkan abu vulkanik beterbangan setinggi 300-700 meter dari atas puncak, yang menyebabkan sejumlah desa di lereng gunung diguyur hujan abu.
“Kejadian ini berlangsung sekitar 900 detik (15 menit),” kata Patria Dwi Hastiadi.
Imbauan BPBD tetap sama. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan warga tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau Puncak Jonggring Saloko. Sebab kawasan tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Baca Juga:Pembicaraan WAG TNI-Polri Soal IKN Jadi Sorotan Jokowi, KSAD Dudung Soal Pemindahan IKN: Ini Sudah FinalPerahu Serbu Hasil Inovasi Prajurit Yon Zipur 3/YW Untuk Negeri
https://twitter.com/melatipoetihh/status/1498883321182695425?t=2J0ll43YpXhfwGnQuhCE2g&s=19