PRESIDEN Joko Widodo menegaskan bahwa tujuan utama pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Nusantara, Kalimantan Timur bukan sekadar memindahkan struktur pemerintahan beserta bangunan fisiknya.
Jokowi menuturkan, pemindahan ibu kota dilakukan untuk mewujudkan pemerataan. Sebab, selama ini perputaran ekonomi paling besar terjadi di Pulau Jawa.
“Kita tahu kita ingin pemerataan bukan jawasentris tapi indonesiasentris. Bukan sekadar pindahkan gedung dari Jakarta. Visi besar bukan di situ,” kata Jokowi dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 1 Maret.
Baca Juga:Pertarungan Konvensional Bergeser ke Digital, Jokowi: TNI-Polri Harus Punya ‘Kader’ Mahir Digital TalentPascagempa di Pasaman Barat, Ada Potensi Longsor-Banjir
Jokowi menjabarkan, saat ini 58 persen perputaran perekonomian Indonesia berada di Jawa. Hal itu yang menyebabkan semua orang ingin tinggal dan mencari penghasilan di Jawa, khususnya Jakarta sebagai Ibu Kota.
Karenanya, lanjut Jokowi, dengan adanya pemindahan ibu kota, perputaran ekonomi bisa lebih menyebar ke daerah lainnya, terutama Nusantara.
“Magnetnya tidak hanya Jakarta, ada Nusantara. Magnetnya ada dua. Bisa ke sana, bisa ke sini. Artinya, perputaran ekonomi tidak hanya di Jawa,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyebut pemindahan ibu kota juga mampu meratakan kepadatan populasi. Kemudian, Nusantara nantinya akan dibentuk menjadi kota yang memiliki 70 persen areah hijau.
Lalu, 80 persen transportasi adaplah angkutan umum. kemudian, 80 persen energi yang digunakan adalah enrergi baru terbarukan (EBT). Juga, Nusantara adalah kota yang digagas sebagai “ten minutes city”. “Yang diberi prioritas adalah pejalan kaki, nomor palig atas, kedua naik sepeda, ketiga yang suka naik tranpsotrasi umum. Jadi, bukan yang naik mobil pribadi,” imbuhnya.