FEBRUARI ini ditutup dengan aksi mogok jualan para pedagang daging di seluruh pasar di Jakarta dan Jawa Barat untuk lima hari ke depan dimulai hari ini, Senin (28/2/2022).
Aksi mogok jualan itu merupakan ekspresi pedagang atas kenaikan harga pokok penjualan (HPP) daging yang mengakibatkan tingginya harga jual kepada konsumen.
Pernyataan itu disampaikan sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Tubagus Mufti. Dia mengatakan, terhitung mulai tanggal 28/2 hingga tanggal 4/3-2022 di DKI ,Jabar dan sekitarnya melakukan aksi mogok jualan.
Baca Juga:2 Nelayan Dilaporkan Tenggelam di Perairan Flores Timur Ditemukan SelamatMenag Ditolak ke Tanah Minang, Rustam Singgung Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
Dia mengatakan, aksi mogok itu merupakan buntut carut marutnya kebijakan dan tata kelola niaga pemerintah yang kerap abai kepada pedagang kecil yang notabene rakyat kecil untuk bertahan hidup ditengah Pandemi.
“Harga yang terlalu tinggi untuk dijual kepada konsumen yang daya belinya amat rendah yang maksimal dapat membeli dengan harga Rp120.000, tapi ironisnya pedagang harus mendapatkan harga HPP lebih dari Rp130.000, tentunya rugi. Dilematis kalau harus melihat breakdown modal para pedagang dan biaya-biaya operasional lainnya,” katanya.
Dia mengatakan, aksi para pedagang hari ini tak sekedar mengikuti aksi serupa yang dilakukan para perajin tahu dan tempe. Namun aksi mereka dilatari kondisi pedagang daging yang kesulitan. Sialnya, kata dia, aspirasi para pedagang daging urung didengar oleh pemerintah.
“Padahal hal ini sudah harusnya jadi warning sejak tahun lalu ketika pedagang melakukan aksi mogok namun tak ada sentuhan kebijakan yang berpihak kepada kami,” katanya.
Dia berharap aksi mogok mereka mulai hari ini akan melahirkan keputusan para stakeholder dan para importir untuk melahirkan solusi yang berpihak kepada pedagang daging. Dia tak ingin keputusan atas aksi mogok mereka hanya menghasilkan kompromi dengan menahan gejolak sesaat saja.
“Harus ada Goodwill untuk kebaikan semua dari semua pihak apalagi hanya mengambil keuntungan saja dari protes pedagang,” katanya.(*)