AMERIKA Serikat, Inggris, Eropa dan Kanada pada Sabtu (27/2) malam sepakat untuk memblokir akses Rusia pada SWIFT, jaringan sistem pembayaran terbesar di dunia.Ini merupakan sanksi terkeras yang dijatuhkan negara-negara barat atas serangan Rusia pada Ukraina yang telah menewaskan ratusan warga sipil.
Sanksi ini bertujuan mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggunakan US$630 miliar yang tersimpan dalam bentuk cadangan mata uang asing, serta untuk semakin membuat nilai rubel merosot.
“Pemerintahan Putin ditendang dari sistem keuangan internasional,” kata pernyataan tertulis pejabat senior kabinet Joe Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga:Fakta Kebakaran Tewaskan Ibu dan 2 Balita di KebayoranSebut Setuju Pemilu Ditunda, Begini Penjelasan Cak Imin
Sementara itu, PM Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa negara-negara barat akan terus bekerja sama memastikan Putin membayar harga mahal untuk agresinya.
“Malam ini kami beserta mitra internasional telah mengambil keputusan untuk menutup akses Rusia pada sistem keuangan global, termasuk mengambil langkah penting pertama mengeluarkan bank-bank Rusia dari SWIFT,” kata Johnson.
SWIFT atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication adalah sistem pengiriman pesan teraman yang memfasilitasi pembayaran lintas negara secara cepat, yang saat ini membuat perdagangan dunia berjalan lancar.
Bank-bank yang terkoneksi dengan sistem SWIFT bisa menggunakannya untuk membuat pembayaran dengan bank lain.
Karena sistem keamanannya, bank-bank acapkali memproses transaksi dengan volume tinggi lewat SWIFT.
Pada 2020, sekitar 38 juta ‘pesan FIN’ SWIFT dikirimkan tiap hari pada platform itu. Setiap tahunnya, triliunan dolar juga ditransfer menggunakan sistem tersebut.
Dengan diblokir dari SWIFT, perusahaan dan penduduk Rusia akan sulit membayar barang-barang yang mereka impor, atau menerima pembayaran barang ekspor, atau meminjam dan berinvestasi di luar negeri. (*)