KABAR bantuan sosial tunai (BST) memang belum diketahui kelanjutannya. Namun, masyarakat tak perlu khawatir. Kementerian Sosial (Kemensos) melalui PT Pos Indonesia mulai mencairkan bantuan sembako senilai Rp 200 ribu per bulan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Sebelumnya, bantuan sosial itu disebut bantuan pangan nontunai (BPNT). Wujudnya berupa bahan makanan seperti beras. Mulai tahun ini, sesuai ketentuan Kemensos, bantuan tersebut kini diberikan dalam bentuk uang tunai.
PT Pos Indonesia (Persero) dipercaya Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan dana bantuan sosial sembako atau BPNT (bantuan pangan non tunai) untuk 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Penyaluran tersebut harus selesai dalam 14 hari.
Baca Juga:Pria Ukraina Usia 18 hingga 60 Tahun Dilarang ke Luar NegeriMiliter Rusia Mulai Masuk Kiev
Penyaluran dana bantuan program sembako tahun 2022 dilakukan serentak mulai Minggu, 20 Februari. Dana yang diserahkan kepada KPM sebanyak Rp600 ribu untuk tiga bulan sekaligus, yaitu Januari, Februari, dan Maret (per bulan Rp200 ribu).
Pos Indonesia optimistis bisa mengejar target penyaluran dalam 14 hari karena memiliki jaringan luas dan telah berpengalaman.”Kita bisa melakukannya karena punya jaringan luas dan tim yang kuat. Kita juga punya pengalaman menyalurkan BST (bantuan sosial tunai) tahun lalu,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal R. Djoemadi dalam keterangan pers, Jumat (25/2).
Strategi penyaluran yang dilakukan Pos Indonesia, yaitu dengan memperbanyak komunitas.
“Untuk mencapai target, komunitas diperbanyak menyesuaikan jumlah titik supaya tetap sesuai prokes. Selain itu, kami bagi per bagian. Misalnya, di area yang ramai, kita bagi menjadi dua kali bayar pagi dan sore,” kata Direktur Bisnis dan Jaringan Keuangan PT Pos Indonesia Charles Sitorus.
Strategi penyaluran lainnya yang dilakukan Pos Indonesia untuk menjangkau wilayah terpencil yakni dengan menggandeng kelompok.
“Kami kerja sama dengan aparat dan pemimpin informal di sana,” kata Charles. Walau begitu, diakui Charles, penyaluran BPNT memiliki tantangan lebih besar dibandingkan BST.
“Tantangannya jumlah yang besar, yaitu untuk 18,8 juta KPM, dan titik penyaluran yang lebih banyak. Selain itu Kemensos juga minta PT Pos saat menyalurkan bansos memotret penerima dan rumahnya, dilakukan geo tangging agar rumah penerima bisa diketahui titik koordinatnya, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi Kemensos apakah penerima layak atau tidak mendapatkan bantuan,” tutur Charles.