PASUKAN Rusia mulai menyerang pinggiran Ibu Kota Kiev, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). Upaya untuk merebut pangkalan militer di dekat kota digagalkan, begitu pula serangan ke pembangkit listrik. Pertempuran sengit pecah di jalan-jalan menuju Kiev.
Pejabat Pemerintah Kota Kiev mendesak warga untuk berlindung, menjauh dari jendela serta mengambil tindakan pencegahan dengan menghindari sebisa mungkin peluru atau artileri yang beterbangan.
Sementara itu Presiden Volodymyr Zelenski menolak tawaran Amerika Serikat (AS) untuk dievakuasi. Dia bersikeras akan tinggal di ibu kota.
Baca Juga:Klaim Rusia Rebut Melitopol Tenggara UkrainaPos Indonesia Salurkan Bantuan Sosial Tunai untuk 18.8 Juta Keluarga
“Pertarungan itu di sini,” kata Zelensky, seperti ditirukan seorang pejabat intelijen AS yang mengetahui percakapan telepon dengan sang presiden, dikutip dari Associated Press.
Sampai Sabtu pagi, belum jelas seberapa jauh posisi pasukan Rusia dari Kiev. Namun diketahui pertempuran itu melibatkan unit-unit kecil pasukan Rusia yang berupaya mengintai, menyabotase, dan membuka jalan bagi pasukan utama.
Pergerakan pasukan sabotase Rusia kelamaan menyulitkan tentara Ukraina setelah 3 hari pertempuran yang melelahkan. Namun Ukraina dilaporkan menembak jatuh dua pesawat angkut militer Rusia di luar Kiev.
Pejabat AS, berdasarkan informasi intelijen, mengatakan pesawat pertama yang dirontokkan adalah II-76 yang membawa pasukan terjun payung. Peristiwa itu terjadi di dekat Vasylkiv, sebuah kota berjark 40 kilometer sebelah selatan Kiev. Tidak diketahui ada berapa banyak tentara Rusia di dalam pesawat. Namun diketahui pesawat itu bisa membawa hingga 125 pasukan. Pesawat angkut militer kedua ditembak jatuh di dekat Bila Tserkva, sekitar 85 kilometer sebelah selatan Kiev.
Sementara itu pertempuran sudah tak mengenal lokasi. Jembatan, bangunan sekolah, hingga gedung apartemen menjadi sasaran tembakan mortir dan rudal. Ukraina belum memperbarui jumlah resmi korban yang jatuh. Terakhir disebutkan Presiden Zelensky pada Kamis, 137 warganya tewas dan 300 lebih luka. Itu merupakan perpaduan antara korban sipil dan militer.
Para pejabat Amerika Serikat (AS) yakin tujuan utama Rusia adalah menggulingkan Presiden Zelensky lalu mengganti dengan pemerintahan boneka.
Seorang pejabat senior intelijen AS mengatakan, berdasarkan percakapan telepon, Zelensky menolak tawaran untuk dievakusi.
Baca Juga:Pria Ukraina Usia 18 hingga 60 Tahun Dilarang ke Luar NegeriMiliter Rusia Mulai Masuk Kiev
Ironisnya, serangan gencar ini terjadi di saat pemerintah Ukraina dan Rusia mencapai kesepakatan untuk negosiasi. Meski demikian mereka belum menemukan kata sepakat mengenai lokasi pembicaraan. (*)