Sebelumnya, Tunggul Ametung telah mendapatkan kutukan dari Mpu Purwa, ayah dari Ken Dedes. Kutukan tersebut berisi bahwa Tunggul Ametung tidak merasakan kenikmatan dan akan mati dibunuh dengan keris. Hal itu terjadi karena Tunggul Ametung memaksa ingin segera menikahi Ken Dedes. Ia tak kuasa menahan kesabarannya sehingga membawa paksa Ken Dedes ke Kerajaan Tumapel untuk dinikahi. Kutukan tersebut terbukti dengan tewasnya Tunggul Ametung di tangan Ken Arok dengan keris Mpu Gandring.
Selain itu, konon katanya Ken Dedes adalah penganut Buddha yang telah menguasai ilmu Karma Amamadang. Pemilik ilmu tersebut akan bertingkah laku sempurna, tanpa cela dan salah langkah. Ada pula cerita yang menyatakan bahwa Ken Dedes memiliki wahyu keprabon sehingga mampu mendapatkan kekuasaan.
Pernikahan antara Ken Arok dengan Ken Dedes membuahkan keturunan hingga cicitnya menjadi orang-orang besar di Kerajaan Singasari maupun Majapahit hingga Raden Wijaya. Begitupun dengan keturunan Ken Dedes dari Tunggul Ametung sebelumnya, mereka menjadi raja maupun pembesar di Singasari mulai dari Anusapati, Ranggawuni dan Kertanegara.
Baca Juga:Film Dokumenter ‘Downfall: The Case Against Boeing’, Soroti Tragedi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610Punya Harapan Besar Dunia Literasi Indonesia, Begini Pesan Dewi Lestari
Sampai di garis keturunan keempat, terjadi penyatuan antara keturunan Ken Dedes dari darah Ken Arok yaitu Raden Wijaya dengan keturunan Ken Dedes dan Tunggul Ametung. Peristiwa ini diketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua putri Kertanegara, Tribhuana Prameswari dan Gayatri Rajapatni yang tercatat sebagai manusia-manusia tangguh dan besar yang di Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Selain itu, ada beberapa nama yang dipercaya sebagai keturunan Ken Dedes salah satunya adalah Sultan Trenggono raja dari Kesultanan Demak. Keturunan Ken Dedes diyakini tetap memerintah di tanah Jawa karena hingga kini, Kasunanan Surakarta maupun Kesultanan Yogyakarta merupakan keturunan Sutawijaya. (*)