Kedua gua ini sering dikaitkan dengan dua tradisi spiritual Jawa dan sering dikunjungi elite Istana untuk bersemedi dan menyepi. Gua Siluman disebut-sebut bagian dari Istana Lelembut yang diperintah Dewi Pantai Selatan, Ratu Kidul.
Diponegoro kemudian memasuki Gua Langse serta memurnikan keinginannya hingga mencapai tahap trance. Dia pun akhirnya bertemu Ratu Kidul, yang kehadirannya didahului aura sinar. Namun, Pangeran Diponegoro sudah terhanyut dalam semedinya, hingga Ratu Kidul sadar sang pangeran tidak bisa diganggu. Ratu pun kemudian mundur sambil berjanji suatu saat datang lagi.
Setelah perjumpaan pertama di Gua Langse, Pangeran Diponegoro turun ke Parangtritis dan tidur di Parangkusumo. Perjalanan ziarah ini Diponegoro sering mendapat kontak gaib atau penerawangan dengan ruh leluhur dan penjaga spiritual tanah Jawa. Salah satunya terjadi di Gua Song Kamal, di sekitar selatan Yogyakarta.
Baca Juga:Tanggapi Rencana Kapolri, Komisi III: Densus 88 Jangan Sasar Pihak tak Berkaitan dengan Gerakan TerorismePolisi Inggris Selidiki Dugaan Aliran Uang Panas di Badan Amal Milik Pangeran Charles, Pengusaha Saudi Terlibat
Dalam babad yang ditulisnya sendiri dikisahkan, Diponegoro saat itu tengah laku tirakat dan dikunjungi Sunan Kalijaga. Melalui suara gaib, Sunan Kalijaga mengatakan akan datang masa kehancuran Jogja dan awal runtuhnya Jawa alias wiwit bubrah tanah Jawi, dalam tiga tahun ke depan.
Diponegoro kemudian diperintahkan mengubah nama religiusnya dari Ngabdulrahim menjadi Ngabdulkamit dan suatu tanda akan diberikan kepadanya dalam bentuk anak panah bernama Sarutomo. Panah itu tampak olehnya seperti suatu kilatan cahaya menembus batu tempatnya tidur. Kemudian suara itu pun lenyap.
Waktu yang dijanjikan Ratu Kidul baru terwujud lebih dari 20 tahun kemudian. Saat itu Perang Jawa sedang sengit-sengitnya. Pangeran Diponegoro dan pengikutnya tengah berkemah di Kamal, di tepi suatu cabang Kali Progo, kira-kira pada pertengahan Juli 1826.
Saat itu Ratu Kidul berjanji akan membantu Pangeran Diponegoro melenyapkan Belanda asalkan sang pangeran meminta kepada Allah agar Ratu Kidul bisa menjadi manusia lagi. Permohonan itu ditolak Pangeran Diponegoro yang menyebutkan bahwa pertolongan hanya datang dari Sang Maha Kuasa.
Dengan segala kecantikan dan kekuatan magisnya, Ratu Pantai Selatan adalah sosok yang sangat tragis. Ia sangat membutuhkan bantuan doa, meski pada saat yang sama ia juga mampu menolong orang lain.