Pangeran Jimbun menghadap Sunan Bonang. Sunan Bonang memintanya untuk tidak memikirkan perkataan Nyai Ampel dan sebaiknya menyelesaikan penaklukan Majapahit. Pangeran Jimbun disarankan untuk meminta ampun jika Raja Brawijaya pulang, tapi jangan sampai Raja bertahta lagi. Nasehat Sunan Bonang didukung Sunan Giri. Sunan Kalijaga yang diutus menemui Raja. Ia menemukan Raja di Blambangan, bersama abdinya Sabdo Palon dan Naya Genggong.
Sunan Kalijaga mencegah niat Raja untuk menyeberang ke Bali dan memobilisasi kekuatan. Sunan Kalijaga mengingatkan bahwa peperangan lanjutan akan mengakibatkan korban rakyat dan keturunan Raja sendiri. Raja bahkan bersedia masuk Islam.Â
Setelah masuk Islam, Sabdo Palon dan Naya Genggong menolak ikut Raja kembali ke Majapahit. Sabdo Palon menegur tindakan Raja yang meninggalkan agama Budi. Setelah berdebat dengan Raja, Sabdo Palon meninggalkan Raja.
Baca Juga:Kejagung Periksa Mantan Komisaris BRTI Terkait Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Satelit, Status Sebagai SaksiPasar di Bogor Jual Minyak Goreng Harga Eceran Tertinggi Rp14.000, Ketersediaan Masih Terbatas
Raja kembali ke Majapahit dan ditemui anaknya dari Tarub, Bondan Kejawan. Ia melarang putranya di Ponorogo dan Pengging untuk melawan. Pangeran Jimbun diperkenankan menjadi penguasa hanya berhenti sampai keturunan ketiga. Setelah itu Raja Brawijaya meninggal.Â
Serat Darmogandul ditutup dengan ringkasan peristiwa jatuhnya Majapahit yang disamarkan dalam pasemon (kisah ibarat) saja. Di antara ibarat iru adalah bahwa keris Sunan Giri mengeluarkan ribuan tawon yang menyerang tentara Majapahit dan mahkota Sunan Gunung Jati mengeluarkan tikus yang menggerogoti pelana kuda pasukan Majapahit. Sementara itu, peti dari Palembang membuat orang Majapahit geger karena mengeluarkan makhluk halus. Setelah menyinggung agama Srani/ Nasrani dan kitab Manik Maya, Serat Darmogandul ditutup dengan nasehat kepada Endang Perjiwati.
Beberapa waktu lalu, ada video beredar di WA yang berisi seorang gadis bercerita tentang peristiwa jatuhnya Majapahit. Ia menggambarkan jatuhnya Majapahit sebagai peristiwa duka, saat 3000 orang Majapahit harus menghadapi 30.000 orang Demak. Singkat kata Sultan Demak, Pangeran Jimbun menjadi sosok antagonis.
Sumber cerita itu bisa ditebak dari Serat Darmogandul. Serat Darmogandul mampu memantik emosi tentang kejatuhan Majapahit dan derita Raja Brawijaya yang sudah sepuh, terusir dari istana karena ulah anaknya.
Secara umum, Majapahit memang jatuh di tangan Demak. Hal demikian wajar dalam dunia kerajaan, di mana satu kerajaan jatuh digantikan lainnya. Seperti Kerajaan Kediri jatuh di tangan Singosari, Singosari dikalahkan Kediri lagi. Akhirnya kerajaan Kediri dikalahkan Majapahit.