Adapun, Saleh Danasasmita, setelah melakukan tinjauan terhadap Carita Parahyangan, prasasti Kebantenan, kitab Babad, dan kisah-kisah pantun menyimpulkan bahwa Prabhu Siliwangi adalah seorang tokoh raja yang dikenang karena jasa Sri Baduga Maharaja, cucu Niskala Wastukancana, anak Dewa Niskala.
Sementara, makalah Nina Herlina Lubis berjudul Prabu Siliwangi Sebagai Leluhur Elite Politik Priangan dalam Seminar Nasional Sastra dan Sejarah Pakuan Pajajaran di Bogor tahun 1991, menyatakan bahwa tokoh Prabhu Siliwangi dijadikan titik pangkal atau leluhur elite politik Priangan (para bupati dan ningrat) pada masa kolonial Belanda yang dianjurkan oleh pemerintah kolonial agar para bupati memiliki otoritas tradisional dalam menjalankan kebijakan pemerintahan penjajahan.
Hal ini berarti bahwa tokoh Prabhu Siliwangi semakin dikenal secara luas oleh masyarakat Sunda pada zaman kolonial Belanda. Pada era tersebut tidak diperlukan kepastian siapa jatidiri Siliwangi, namun tokoh tersebut memang diperlukan untuk melancarkan sistem pemerintahan Bupati Priangan dalam rangka penjajahan kolonial Belanda.
Baca Juga:Terungkap Korupsi Dana Covid-19, Mantan Kadis Pangan Minahasa Utara, Negara Rugi Rp61 miliarMengungkap Rahasia Serat Darmogandul
Maka bukan tidak mungkin bahwa Prabhu Siliwangi mengacu kepada tokoh lain dan bukan kepada Niskawa Wastukancana atau Sri Baduga Maharaja. (*)