Naskah Kuningan tidak menjelaskan siapa sebenarnya tokoh bernama Sri Angerehrah ini. Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa pada masa Sunan Gunung Jati bertemu dengan Rara Tepasan (akhir abad ke-15) kekuasaan di Majapahit dipegang oleh Raja Singhawikrama Wardhana.
“Dari pernikahannya ini Sunan Gunung Jati dikaruniai dua orang anak, yakni Ratu Ayu dan Pangeran Pasarean, yang kelak menurunkan raja-raja Carbon di kemudian hari,” tulis Amman.
Asal usul Nyi Kawung Anten masih menjadi perdebatan. Sebagian peneliti menyebut jika istri Sunan Gunung Jati ini adalah adik Bupati Banten saat itu. Namun literatur lain menyebut jika ia adalah cucu raja Pakuan, adik dari Prabu Mandi Pethak atau Dipati Cangkuang.
Baca Juga:Banjir Cimahi, Jalan Sangkuriang – Puri Cipageran Terputus Serial ‘The Lord of the Rings: The Rings of Power’ Habiskan Rp6,6 Triliun Tayang di 240 Negara
Dalam Naskah Kuningan dikisahkan pertemuan Sunan Gunung Jati dengan Nyi Kawung Anten terjadi dalam kondisi yang unik. Ketika sedang berjalan-jalan ke Pakuan, Sunan Gunung Jati menemukan sebuah istana yang terlihat telah ditinggalkan oleh penghuninya.
Saat sedang menyusuri setiap ruang di dalam istana tersebut, Sunan Gunung Jati menemukan sosok perempuan. Singkat cerita mereka pun berjodoh. Dan dari pernikahannya ini terlahirlah Ratu Winahon dan Pangeran Sebakingkin. Kelak keturunan Sunan Gunung Jati ini menjadi bupati di Banten.
Dalam Babad Cirebon dimuat dalam buku Jawa Barat dalam Lima Lembaga karya Edi S. Ekadjati, diceritakan tiga tokoh penting dari Arab yang menyebarkan Islam di Cirebon, yakni Syarif Abdurrahman, Syarif Abdurrahim, dan Syarifah Baghdad. Mereka adalah saudara kandung, putra dan putri dari Sultan Baghdad.
“Mereka diperintah untuk berlayar ke Pulau Jawa oleh sang ayah. Di Cirebon ketiganya berguru kepada Syekh Nurjati dan diperkenalkan dengan Pangeran Cakrabuana, pendiri Cirebon.” tulis Bambang Setia Budi dalam Masjid Kuno Cirebon.
Kedua putra Sultan Baghdad kemudian mendirikan masjid masing-masing sebagai basis penyebaran ajaran Islam mereka. Sementara itu saudara perempuan mereka, Syarifah Baghdadi, menikah dengan Sunan Gunung Jati. Ia pun turut membantu penyebaran agama Islam bersama saudara dan suaminya.
Sementara itu, pernikahan Sunan Gunung Jati dengan putri keturunan Tiongkok, Ong Tien Nio tidak banyak terekam. Para peneliti lebih banyak meduga jika pernikahan itu terjadi saat pemerintah Cirebon melakukan hubungan dagang dengan orang-orang Tionghoa.