KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan sejumlah objek vital negara dan kawasan bisnis yang berada di kawasan Cilegon, Provinsi Banten dalam ancaman tsunami setinggi 8 meter.
Objek vital negara yang terdapat di lokasi tersebut antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, PLTU Suralaya, hingga PLTU Krakatau Daya Listrik.
Sementara itu, kawasan bisnis yang terancam akibat adanya tsunami tersebut antara lain Kawasan Industri Krakatau Steel dan Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant.
Baca Juga:Jalani Karantina 14 Bulan, Pria Usia 56 Tahun Ini Punya Riwayat Leukemia 78 Kali Positif Covid-19Perjalanan Model Majalah Dewasa Novi Amelia Meninggal dalam Usia 34 Tahun, Bunuh Diri Diduga Depresi
Tak hanya mengancam bangunan yang sudah ada, sejumlah pembangunan kawasan bisnis dan objek vital juga dapat terganggu akibat bencana alam tersebut.
Proyek-proyek tersebut antara lain rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda dan rencana pembangunan Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.
Selain itu, ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut juga menyimpan bahaya lainnya yakni kegagalan teknologi. Kegagalan tersebut dikhawatirkan dapat merusak infrastruktur, lingkungan, penyakit dan cidera bagi manusia.
“Artinya, ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami,” kata Dwikorita dalam keterangan resmi, Rabu (16/2).
Sebagai informasi, BMKG mengingatkan Pemerintah Provinsi Banten terkait ancaman gempa bumi dan tsunami. Gempa yang dimaksud dapat bersumber di Zona Megathrust Selat Sunda dengan kekuatan mencapai magnitudo 8,7 dan menimbulkan kerusakan berat.
Potensi gempa tersebut juga diikuti dengan tsunami yang diperkirakan dapat mencapai 8,82 meter di sekitar kawasan Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. (*)