SEBANYAK 12 orang dari 23 anggota Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang terseret arus laut saat melakukan ritual di Pantai Payangan, Ambulu, Jember, Minggu (13/2/2022) dini hari dinyatakan selamat.
Sementara, berdasarkan data BPBD Jatim hingga Minggu siang pukul 11.15 WIB, sebanyak 10 orang dari 23 peserta ritual yang terseret arus sudah ditemukan dalam keadaan meninggal.
https://delik.news/ritual-tunggal-jati-nusantara-berujung-maut-di-pantai-payangan-berikut-daftar-korban-meninggal-dunia/
Belum diketahui pasti ritual seperti apa yang mereka lakukan. Tujuan ritual tersebut juga belum diketahui secara gamblang.
Baca Juga:Ritual Tunggal Jati Nusantara Berujung Maut di Pantai Payangan, Berikut Daftar Korban Meninggal DuniaTingkatkan Mutu, Prestasi dan Produktivitas Kerja Jokowi Naikkan Tunjangan Agen Intelijen
Ritual laut ini diikuti oleh 24 orang warga Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Ajung, dan Jenggawah.Namun ada seorang warga Kabupaten Bondowoso. Mereka berangkat dari rumah si pemimpin kelompok di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, menuju Pantai Payangan, Dusun Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, menggunakan minibus dengan nomor polisi DK-7526-VF.
Namun menurut informasi polisi, sebagaimana dilansir dari tvonenews.com, jasad para korban jiwa yang terseret ombak ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi digelarnya ritual laut. “Kelompok ini datang dalam rangka ritual dalam rangka menenangkan diri,” kata Kepala Polsek Ambulu AKP Makruf.
Informasi yang dihimpun tim delik.news, para korban ini berangkat bersama rombongan yang dipimpin oleh Hasan dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara. Rombongan sudah diingatkan oleh Saladin, warga yang mengelola Bukit Seroja yang berada di sebelah utara lokasi kejadian. Saladin meminta agar rombongan tersebut tidak ke laut karena ombak cukup besar.
Sejauh ini, tim penolong masih melakukan pendataan dan pencocokan dengan identitas korban yang hilang tersebut. (*)