BUKAN hanya Ganjar Pranowo, sikap represif pemerintah yang mengerahkan aparat kepolisian saat akan melakukan pengukuran tanah untuk tambang Andesit dinilai juga berdampak pada PDIP.
Demikian pendapat Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (10/2).
Menurut Dedi, PDIP saat ini ada dalam posisi dilematis sebab secara elektoral PDIP di Jawa Tengah sangat kuat. Di saat yang bersamaan, kekerasan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo tidak begitu mempengaruhi reputasi Ganjar.
Baca Juga:Hasil Survei KedaiKopi Elektabilitas Capres 2024, Prabowo Menang Jika Hari Ini PilpresRespons Jakpro Soal Lelang Pembangunan Sirkuit Formula E Sudah Diatur
Analisa Dedi, kejadian kekerasan Wadas, menjadi indikasi bahwa Ganjar tetaplah penguasa yang lebih dekat dengan korporasi dibanding dengan warganya.
Meski demikian, Dedi melihat atas tindakan pemerintah kepada warga Wadas akan membuat Ganjar menerima konsekuensi politik.
“Ganjar akan menerima konsekuensi politiknya, di antaranya kesulitan menambah kuantitas loyalisnya. Terutama di kalangan pemilih kelas menengah yang membela hak publik di Wadas ini,” demikian kata Dedi.
Selain itu, Dedi berpandangan sebagai partai terkuat di Jawa Tengah, PDIP juga harus segera menyelamatkan reputasi politiknya. Salah satu caranya, bisa saja PDIP tidak akan menggadang Ganjar masuk dalam bursa calon presiden.
“PDIP sendiri tentu harus menyelamatkan reputasi Parpol, semisal tidak lagi menggadang Ganjar sebagai kader yang masuk dalam bursa Capres,” demikian kata Dedi. (*)