KONFLIK tanah atau agraria kembali dialami masyarakat Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, yang kedatangan ratusan Brimob bersenjata lengkap.
Warga Desa Wadas beberapa waktu terakhir memang melakukan perlawanan terhadap rencana penambangan batu andesit di wilayah mereka. Kabarnya, bahan tambang dari Wadas tersebut akan digunakan untuk pembangunan waduk di Kecamatan Bener, Purworejo.
Kondisi Dewa Wadas saat Polisi datang, digambarkan akun Twitter #JogjaDaruratAgraria (@JDAgraria). Akun ini menuliskan, telah terjadi penjarahan di Desa Wadas.
Baca Juga:Begini Alasan Polisi Amankan 23 Warga saat Pengukuran di WadasAlissa Wahid Minta Polisi dan Ganjar Bebaskan 40 Warga Desa Wadas
“Terjadi penjarahan Desa Wadas oleh negara. Ribuan, sekali lagi, ribuan, polisi masuk ke Desa Wadas dengan berjalan kaki, mengendarai motor dan mobil,” cuit akun tersebut, Rabu (8/2).
“Pemuda setempat dikejar-kejar polisi berpakaian begundal, berpakaian maling!” sambungnya.
Polisi yang datang itu, langsung menyisir desa dan menyita sejumlah peralatan berladang warga. Beberapa orang diantaranya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi.
“Banyak warga yang ditangkap, bahkan anak-anak kecil. Warga mau pada solat juga ditangkap. Dari 25 orang yang ditangkap, baru 15 orang yang kami dapat namanya, salah satunya pendamping hukum dari @LBHYogyakarta,” terangnya.
“Kawan LBH ini ditangkap, bukan mendampingi warga yang ditangkap,” cuit akun itu menekankan.
Akun itu juga menyebutkan, diantara yang ditangkap juga ada nama Yayak Yatmaka, seorang senior aktivis melalui media seni.
“Kawan-kawan kalau ada yang kenal Yayak Yatmaka, beliau juga masuk dalam daftar yang ditangkap dan dibawa ke Polsek Bener,” tandasnya. (*)