PERNYATAAN Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang menyebut adanya kelompok radikal kanan telah menelusup ke sejumlah tempat dan terjadi dalam hitungan menit, memang benar adanya.
Meski demikian, Pengamat terorisme Al Chaidar menganalisa selama ini upaya negara dalam mengatasinya boleh dikatakan jauh tertinggal. Seharusnya, negara menggunakannya cara mutakhir dalam rangka mengantisipasi infiltrasi gerakan radikalisme kanan di Tanah Air.
“Iya benar sekali seharusnya negara menggunakan program kontra wacana untuk menghantam wacana wacana terorisme radikalisme dan fundamentalisme yang disebarkan oleh kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Wahabi khususnya Wahabi takfiri dan Wahabi yang lainnya,” kata Al Chaidar kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Rabu (26/1).
Baca Juga:Heboh di Twitter Munarman Dituntut Hukuman Mati, Kuasa Hukum: HoaksSusi Air Somasi Bupati dan Sekda Malinau, Minta Ganti Rugi Rp 8,95 M
Sebab, sambungnya, harus diakui perkembangan radikalisme, fundamentalisme dan terorisme di Indonesia itu memang sangat cepat dalam hitungan detik.
Analisa Chaidar, rekruitmen dan propaganda kelompok yang terafiliasi pada terorisme mereka berjalan secara sangat masif.
Atas dasar itu, Al Chaidar menyebut program kontra wacana di Indonesia harus diperhatikan dan dielaborasi dalam rangka mengantisipasi radikalisme kanan bisa musnah di Tanah Air.
“Selama ini program kontra wacana tidak pernah dilakukan oleh pemerintah justru yang melakukannya adalah kalangan umum masyarakat biasa yang terdiri dari kyai dan para ustad-ustad serta ulama-ulama yang yang anti terhadap ideologi takfirisme,” tukasnya.