KLIKSATU.COM-Akibat kekhawatiran masyarakat atas teknologi sistem pengenalan wajah milik Facebook, yang secara otomatis mengidentifikasi pengguna dalam foto dan video, perusahaan menyatakan akan segera menghapus alat tersebut.
Tidak hanya itu, Facebook juga turut menghapus sidik jari lebih dari satu miliar orang dalam beberapa minggu mendatang. Pengguna, tentu saja khawatir data tersebut akan disalahgunakan oleh pemerintah, polisi, dan lainnya.
“Perubahan ini akan mewakili salah satu perubahan terbesar dalam penggunaan pengenalan wajah dalam sejarah teknologi,” ungkap Vice President Meta, Jerome Pesenti.
Baca Juga:Calon Tunggal Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Berharta Rp179 Miliar, Punya Aset di Australia Hingga Amerika SerikatJokowi Pilih Jenderal Andika Perkasa sebagai Calon Panglima TNI
Pesenti menambahkan, masyarakat khawatir terutama karena regulator belum memberikan aturan yang jelas, “Regulator masih dalam proses memberikan seperangkat aturan yang jelas yang mengatur penggunaannya. Di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung ini, kami percaya bahwa membatasi penggunaan pengenalan wajah pada serangkaian kasus penggunaan yang sempit adalah tepat,” ujar Pesenti seperti dilansir dari ABC News, Rabu, 3 November.
Menurut laporan, lebih dari sepertiga pengguna aktif harian Facebook atau sekitar 640 juta orang memilih agar wajah mereka dikenali oleh sistem jejaring sosial. Facebook memperkenalkan pengenalan wajah lebih dari satu dekade yang lalu tetapi secara bertahap memilih keluar dari fitur karena menghadapi pengawasan dari pengadilan dan regulator.
Facebook pada tahun 2019 berhenti secara otomatis mengenali orang di foto dan menyarankan orang untuk menandai mereka. Dikutip Reuters, para kritikus mengatakan teknologi pengenalan wajah yang populer di kalangan retail, rumah sakit, dan bisnis lain untuk tujuan keamanan dapat membahayakan privasi, menargetkan kelompok yang terpinggirkan, dan menormalkan pengawasan yang mengganggu.
Dikatakan Pesenti bahwa alat teks alt otomatisnya, yang membuat deskripsi gambar untuk orang-orang tunanetra, tidak akan lagi menyertakan nama-nama orang yang dikenali dalam foto setelah penghapusan pengenalan wajah.
Perusahaan tidak mengesampingkan penggunaan teknologi pengenalan wajah di produk lain, dengan mengatakan masih melihatnya sebagai alat yang ampuh untuk verifikasi identitas misalnya.
“Pengenalan wajah bisa sangat berharga ketika teknologi beroperasi secara pribadi pada perangkat seseorang. Metode pengenalan wajah pada perangkat ini, yang tidak memerlukan komunikasi data wajah dengan server eksternal, paling sering digunakan saat ini pada sistem yang digunakan untuk membuka kunci ponsel cerdas,” jelas Pesenti.