KLIKSATU.COM-Putra sulung Soekarno atau Bung Karno, Guntur Soekarno hanya membawa baju keseharian saat ayahnya diminta angkat kaki dari Istana Merdeka. Kala itu, Soeharto meminta Bung Karno meninggalkan Istana Merdeka sebelum 17 Agustus 1967.
Ketika itu, mendekati pukul 00.00 WIB, Guntur sempat hendak membawa satu lukisan yang digantung di ruang makan keluarga. Tepat di sebelah kamarnya.
“Itu lukisan bagus. Saya punya pikiran nakal. Walau Bung Karno larang, tapi saya coba-coba bawa lukisan untuk kenang-kenangan. Ternyata mobil saya, bagasi depannya enggak cukup kalau muat lukisan itu,” kata Guntur dalam “Podcast Apa Adanya” seperti dikutip dari kanal YouTube B1 Plus, Jumat (29/10/2021).
Baca Juga:Saat Bung Karno ‘Dijatuhkan’ Tidak Melawan, Guntur Soekarno: Tidak Ingin Terjadi Perang SaudaraTeka-Teki Supersemar, Guntur Soekarno Ungkap Isi Koper Peninggalan Bung Karno Saat Ditahan Era Orba
“Enggak jadi saya bawa. Yang sempat saya bawa baju sehari-hari. Enggak ada yang milik negara. Baru tepat jam 00.00, waktu saya harus tinggalkan (Istana Merdeka), saya baru berangkat dari istana langsung ke kediaman Ibu Fat (Fatmawati) di Jalan Sriwijaya Nomor 7,” kata Guntur.
Guntur mengaku telah menerima informasi dari protokol kepresidenan mengenai permintaan untuk angkat kaki dari Istana.
“Waktu itu saya ada di Bandung. Sebelumnya, saya kuliah di ITB jurusan teknik mesin. Tiba-tiba saya dapat berita dari salah satu prokotokol kepresidenan bahwa saya diberi kesempatan 2 x 24 jam, harus keluar dari Istana Merdeka,” ucap Guntur.
“Ya sudah karena ada keputusan itu. Bung Karno pesan kalau kamu pergi dari Istana Merdeka atau tinggalkan Istana Merdeka, tidak boleh membawa barang-barang milik negara, apa pun itu,” imbuh Guntur. (*)