Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin mengusik kumandang adzan di Indonesia, khususnya Jakarta. Hal ini menyikapi laporan Kantor Berita Prancis Agence France-Presse (AFP) yang menyoroti suara adzan di Jakarta.
Saat memberikan keterangan (15/10), Anwar mensinyalir kelompok komunis, atheis, dan sekuler berada di balik semua sorotan negatif itu. Menurut Anwar, kelompok tersebut memang memusuhi dan benci terhadap agama terutama Islam.
Bahkan menurut Anwar, kelompok komunis atheis dan sekuler berupaya agar jangan ada lagi suara adzan. Anwar menegaskan, adalah masalah berat lantaran jelas-jelas mengusik masalah ibadah dan keyakinan umat Islam. Ketua PP Muhammadiyah ini menambahkan, kelompok dengan paham-paham itu sengaja melakukan provokasi sehingga suara adzan dipersoalkan.
Baca Juga:RS Tolak Buka Hasil Pemeriksaan Mahasiswa Serang yang Dibanting PolisiTokoh Sekuler Turki Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan, Ini Penjelasan Wagub DKI
Jika yang dipersoalkan adalah adzan, Anwar mengaku sulit mencari jalan keluarnya. Pasalnya kelompok komunis atheis dan sekuler memang benci dan ingin adzan tidak ada lagi. Kelompok itu memang memusuhi agama, terutama Islam.
Tapi kalau yang dipersoalkan adalah suara-suara yang dipancarkan melalui pengeras suara atau loudspeaker sebelum kumandang adzan, Anwar menyatakan hal itu bisa diatur dan dibicarakan.
Sebelumnya kantor berita yang berpusat di Paris, Prancis Agence France-Presse (AFP), menyoroti suara adzan di Jakarta. AFP menuding kumandang suara panggilan shalat bagi umat Islam itu telah menimbulkan gangguan pendengaran serta kecemasan bagi orang yang bertempat tinggal di sekitar masjid.
Pada Kamis (14/10), AFP menampilkan tulisan berjudul “Ketakwaan atau gangguan kebisingan? Indonesia mengatasi reaksi volume adzan” yang berisi pengakuan seorang wanita berusia 31 tahun. Wanita dengan nama yang sengaja disamarkan sebagai Rina itu mengaku beragama Islam.
Rina menyatakan selama ini merasa terganggu dengan suara adzan. Rina diketahui adalah pengidap gangguan kecemasan (anxiety disorder) yang tidak bisa tidur, mengalami mual untuk makan, dan takut untuk menyuarakan komplain soal suara adzan dari masjid di dekat rumahnya.
Rina menuturkan, selalu terbangun dari tidurnya pukul 3 dini hari karena terusik suara adzan dari masjid di dekat rumahnya. Pasalnya, selain untuk adzan, pegeras suara juga digunakan untuk membangunkan orang 30 menit sebelum waktu shalat subuh. Rina menambahkan, sudah selama 6 bulan terakhir merasakan gangguan tersebut. Namun ia mengaku tidak berani komplain soal suara adzan.