Lebih lanjut dia mengatakan, cuaca ekstrem juga disebabkan oleh fenomena gelombang atmosfer yang teridentifikasi aktif di sekitar wilayah Indonesia termasuk di wilayah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Fenomena gelombang atmosfer itu adalah Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial yang aktif di sekitar wilayah tengah dan timur Indonesia serta gelombang Kelvin yang aktif terjadi di sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan.
Guswanto menuturkan bahwa MJO, gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.
Baca Juga:Sore Ini, Laka Maut Terjadi di Tol Trans Sumatera 4 TewasInilah Nama-Nama Korban Kecelakaan Maut Tol Cipali KM 74
Ia menegaskan selama sepekan ke depan, hampir sebagian wilayah Indonesia akan berpotensi diguyur hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. Daerah-daerah tersebut yaitu Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Daerah selanjutnya yang akan mengalami hal serupa adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem selama musim pancaroba. Hal tersebut guna menghindari risiko korban jiwa akibat cuaca ekstrem.
“Saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi dulu untuk menghindari risiko pohon atau baliho tumbang. Bagi para nelayan juga waspada gelombang tinggi, jangan memaksakan melaut jika cuaca sedang buruk. Update terus informasi melalui InfoBMKG untuk mengetahui prakiraan cuaca di seluruh wilayah Indonesia,” ujar dia. (*)