BERITA-Pekerjaan konstruksi terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta, telah selesai.
Terowongan ini dibangun untuk memfasilitasi ruang parkir bagi jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Menteri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, terowongan ini secara teknis bisa saja menggunakan jembatan penyeberangan, tetapi karena faktor keamanan dan keselamatan desain yang dipilih adalah terowongan bawah tanah.
Baca Juga:3 Pegawai Lapas Tersangka, Hasil Visum: Jelaga dan Kandungan CO2 di Tubuh Korban Kebakaran Lapas TangerangGiri Suprapdiono: 57 Pegawai KPK Dipecat Tanpa Pesangon dan Tunjangan
“Ada tiga alternatif sebetulnya bisa jembatan penyeberangan, tapi kan terlalu curam, atau dengan yang lain, kita pilih terowongan yang lebih aman,” kata Basuki, Selasa (21/9).
Selain faktor keamanan pengguna, terowongan silaturahmi juga dibangun dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan bangunan.
“Bangunan Gereja Katedral sudah sangat tua dan merupakan cagar budaya, begitu juga dengan Masjid Istiqlal yang merupakan cagar budaya sehingga kita harus bangun suatu konstruksi yang benar-benar aman,” ujar Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti.
Dikatakan Diana pembangunan konstruksi melibatkan Direktorat Jenderal Bina Marga untuk masalah terowongan, seperti sistem yang akan dibangun, fondasi, dan struktur bangunan.
“Kami juga memperhatikan utilitas-utilitas di atasnya agar jangan sampai terputus dan bermasalah,” tambah Diana.
Terowongan silaturahmi tersambung dengan basement parkir lantai 1 di Masjid Istiqlal ini dapat menampung 500 unit mobil.
Kehadiran terowongan ini diharapkan dapat memudahkan jemaah kedua rumah ibadah ini untuk menggunakan lahan parkir secara bersama.
Baca Juga:Dian Sastrowardoyo Pernah Ingin Bunuh DiriRelawan Jokowi se-Jawa Timur Dukung Ganjar Pranowo-Erick Thohir
“Kalau Jumat bisa digunakan jamaah Masjid Istiqlal, hari Minggu bisa digunakan jemaat Gereja Katedral Jakarta sehingga kita butuh terowongan. Untuk itu, dinamakan terowongan silaturahmi, saling memberikan pertolongan untuk kebutuhan masing-masing,” ujar Diana.
Pembangunan terowongan ini dimulai pada 15 Desember 2020 lalu dengan anggaran Rp 37,3 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya, manajemen konstruksi PT Virama Karya dan perencana PT Yodya Karya.
Terowongan silaturahmi dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2.
Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral Jakarta yakni 32 m hal ini guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 m.