BERITA-Kemasan stryofoam (polistiren busa, EPS) atau plastik busa dibuat dari polimer polystyrene yang “dibusakan” (foamed). Polistiren busa sering diaplikasikan sebagai kemasan plastik sekali pakai, selanjutnya dibuang hingga sering menimbulkan tumpukan sampah yang banyak. Seiring bertambahnya pemanfaatan styrofoam untuk mengemas produk pertanian maupun makanan siap saji, maka meningkat pula limbah yang dihasilkan. Bahaya dari dampak styrofoam sangat buruk bagi lingkungan karena limbah kemasan styrofoam sampai saat ini masih belum dapat diatasi pemusnahannya, mengingat bahan dari kemasan styrofoam tersebut tidak mudah diuraikan alam.
Sehingga perlu dibuat kemasan biodegradable foam atau biofoam untuk menjadi bahan kemasan makanan alternatif yang mampu menggantikan material sintesis Styrofoam sehingga ramah lingkungan yang merupakan inovasi biomaterial.
Baca: Dosen UGJ Ciptakan Alat Petik Gedong Gincu Sistem Elektronik Tenaga Surya
Baca Juga:Begini Modus Tenaga Kerja China yang Masuk IndonesiaLuhut Bilang TKA China yang Masuk ke Indonesia ‘Cuma’ 3.500 Orang, Faisal Basri: Sebulan Saja Bisa Sampai 1.000 Orang
Menurut pemilik dengan nama lengkap Nida Hopiaramadhan ini, hasil karyanya merupakan tema penelitian dari tugas akhir atau Skripsi saat dirinya masih menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian UGJ, alasan dijadikannya kulit durian sebagai bahan baku pembuatan biodegradable foam karena di daerah tempat tinggalnya yaitu di Kabupaten Kuningan banyak masyarakat yang menanam buah durian sehingga ketersediannya kulit durian pun melimpah.
“Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Biodegradable foam yaitu kulit durian, Magnesium Stearat, PVA (Polivinil Asetat), pati jagung, natrium hidroksida (NaOH), etanol 95%, aquades, H 2 SO 4 72%, H 2 SO 4 1 N, HCl 6 Molar”
Sedangkan tahapan dalam pembuatan kemasan biodegradable foam dari kulit durian yaitu dengan proses ekstraksi basa. Bertujuan untuk mengetahui karaktertistik kandungan serat kulit durian. Proses ekstraksi basa biasa menggunakan larutan NaOH dalam proses delignifikasi. Dengan proses ekstraksi basa untuk memisahkan komponen selulosa dari komponen lainnya.
“Tahap selanjutnya yaitu membuat Formulasi Adonan Biofoam. Llimbah kulit durian dibersihkan dan dipotong-potong. Potongan tersebut dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 100°C selama 2 hari. Setelah kulit durian kering dihaluskan menggunakan mesin penggiling hammer mill sehingga menghasilkan serat kasar dan serat halus. Serat kasar dan halus yang dihasilkan disebabkan cara kerja hammber mill yaitu pengecil ukuran menggunakan gaya pukul, mata hammer digerakkan oleh motor penggerak dengan kecepatan tinggi, hammer akan